Ilmuwan Temukan Bukti Tsunami Setinggi 4,5 Km yang Musnahkan Dinosaurus

Ilustrasi asteroid mendekati Bumi. (iStock)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Tsunami yang dihasilkan asteroid pemusnah dinosaurus ternyata mencapai tinggi 4,5 kilometer. Bagaimana kronologisnya?

Mengutip Science Alert, para ilmuwan menemukan bukti dari tsunami monumental itu setelah menganalisa inti-inti 100 lebih situs di dunia. Mereka lalu membuat model digital dari gelombang itu setelah dampak asteroid yang menabrak daerah Yucatan di semenanjung Meksiko.

“Tsunami ini cukup kuat untuk mengganggu dan mengerosi sedimen di basin samudera di setengah wilayah dunia,” kata Molly Range yang memimpin studi ini.

Untuk mempelajari tsunami ini, Range kemudian menganalisa geologi Bumi dan sukses menganalisa 120 ‘seksi batasan;’ atau sedimen laut sesaat sebelum dan setelah kepunahan massal yang mengakhiri periode Cretaceous. Seksi-seksi batasan itu cocok dengan prediksi dari model tinggi dan alur gelombang yang dibuat Range dan koleganya.

Energi awal dari tsunami itu bahkan 30 ribu kali lebih besar dari energi yang dilepaskan pada tsunami Desember 2004 di Samudera Hindia yang menerjang antara lain Provinsi Aceh.

Saat asteroid itu menabrak Bumi, ia membuat kawah selebar 100 km dan menimbulkan awan padat dan debu di atmosfer. Kemudian 2,5 menit setelahnya, material dari tabrakan itu menekan gelombang keluar dan menyebabkan tsunami setinggi 4,5 km.

10 menit setelahnya, tsunami setinggi 1,5 kilometer dengan jarak 220 km dari lokasi terdampak, menyapu teluk dari segala arah. Sejam setelahnya, tsunami lalu mengarah ke Atlantik Utara, meninggalkan teluk Meksiko.

Empat jam setelah itu, tsunami melewati celah di Amerika Tengah -sebuah jalur yang memisahkan Amerika Utara dan Selatan- menuju Pasifik. Seharian penuh setelah tabrakan asteroid itu, tsunami telah melewati hampir semua bagian dari Samudra Pasifik dan Atlantik, masuk ke Samudra Hindia dari dua sisi, menyentuh bibir pantai di seluruh belahan Bumi, 48 jam setelah tabrakan.

Mengutip CNN, arus di bawah air saat gelombang itu terjadi juga sangat kencang terutama di Samudera Atlantik Utara, jalur Amerika Tengah, dan Samudera Pasifik Selatan. Di sana kecepatannya mencapai 643 meter/jam.

Arus sekencang itu sudah cukup kuat untuk menyapu sedimen dari setiap samudera. Hal berbeda teradi di Samudera Hindia, Pasifik Utara, dan Atlantik Selatan serta Mediterania. Di sana, sedimen terlindungi dari dampak buruk tsunami karena arusnya sedikit.

Lebih lanjut, para ahli pun terkejut ketika menemukan dampak dari gelombang dahsyat ini juga sampai di kepulauan di sebelah utara dan selatan Selandia Baru. Padahal, jarak itu dari lokasi tabrakan asteroid adalah 12 ribu km.

Ke depannya, para ahli akan menganalisa dampak dari tsunami itu untuk wilayah daratan. “Jelas saja, dampak terhebat akan terjadi di daerah terdekat dari lokasi tabrakan. Tetapi bahkan di tempat jauh pun, gelombangnya sangat besar,” kata oseanografer, Brian Arbic yang juga terlibat dalam studi ini. (rdr/cnnindonesia.com)

Exit mobile version