BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Objek wisata peternakan sapi perah di lereng gunung Marapi, Sumatera Barat terus berkembang dan mampu mengedukasi masyarakat sekitar dan wisatawan tentang budidaya peternakan serta produksi olahan susu sapi.
“Lassy Dairy Farm” yang berada tepatnya di Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam dan berdiri sejak 2016 itu selain memperkaya produksi berupa keju, susu dan yogurt, juga berperan aktif membagikan susu murni kepada ratusan pelajar sekolah dasar di daerah setempat.
“Sejak 2020, masa pandemi COVID-19, kami berinisiatif membagikan puluhan liter susu murni setiap pekannya ke ratusan pelajar dari empat SD yang ada di sini untuk memberikan edukasi pentingnya kandungan kesehatan sapi murni,” kata Pemilik Objek Wisata Keju Lasi, Suhatril Sutan Rangkayo Basa di Bukittinggi, Minggu (23/10/2022).
Objek wisata peternakan sekaligus penghasil keju pertama di Sumatera dari produk susu sapi murni itu juga mengembangkan diri dengan penambahan jenis hewan dan fasilitas penunjang serta titik foto terbaik di setiap sudutnya.
“Terkini, kami menambah beberapa kolam renang yang nantinya bisa dipakai pengunjung khususnya anak-anak, rencana awal ada kerjasama dengan produsen solar cell untuk menghangatkan air karena daerah di sini dengan cuaca cukup dingin,” katanya.
Wisatawan bisa menyaksikan langsung cara memerah susu sapi yang sengaja dilakukan setiap sore harinya oleh petugas Keju Lasi. Suhatril menyebutkan, produksi susu sapi di Keju Lasi bisa mencapai 500 liter setiap harinya dari peternakan sapi miliknya dan warga sekitar yang telah dibekali edukasi produksi olahan susu sapi.
Peternakan sapi melibatkan masyarakat dalam pengembangan industri keju dan susu, kurangnya minat masyarakat dalam mengkonsumsi susu di awal pendirian Keju Lasi membuat hal tersebut menjadi motivasi kuat untuk Suhatril dengan memberdayakan masyarakat dalam perkembangan Lassy Dairy Farm.
“Sapi perah di Sumatera Barat awalnya berada di daerah Padangpanjang yang merupakan bantuan program pemerintah, masalah awal adalah banyaknya susu yang terbuang yang dapat diartikan produksi dan populasi yang berlebih,” kata Suhatril.
Beranjak dari sulitnya pengembangan susu segar itu, Suhatril memiliki inisiatif untuk mengolah susu dengan memperpanjang umur produk mencapai satu tahun menjadi keju. “Pemasaran keju sudah merambah ke provinsi Riau dan Sumatera Utara, ‘Lassy Dairy Farm’ memiliki lebih 50 ekor sapi, 35 ekor sapi dewasa, dan 26 ekor sapi diantaranya merupakan penghasil susu murni,” ujarnya.
Suhatril memiliki inisiatif untuk memproduksi dan mengolah susu agar kebutuhan susu dan keju di Indonesia bisa terpenuhi dan masyarakat bisa lebih mengenal susu dan keju dari dalam negeri. “Alhamdulillah, Lassy Dairy Farm mampu memberikan dampak dari segi sosial dan ekonomi kepada masyarakat, saat ini tempat ini menjadi tempatnya rekreasi edukasi konsumsi susu,” katanya.
Warga dan wisatawan yang datang ke tempat ini berasal dari bermacam daerah di Sumatera Barat hingga Riau, sebagian besar telah berulang kali datang karena suasana yang sejuk dan pilihan wisata menarik dari peternakan yang ada.
“Selalu berubah dan meningkat, ini menarik penasaran kami, fasilitas juga lengkap, anak anak bisa berlatih dan bersikap kepada hewan ternak, bagaimana cara memberi makan, bagaimana memerah susu dan arti pentingnya bagi kesehatan,” kata salah seorang pengunjung, Khadiza. (rdr/ant)
Komentar