Ia menjelaskan jika ditinjau dari lamanya wisatawan berada di Sumbar ditemukan fakta bahwa semakin lama (kurang dari seminggu) semakin tinggi pengeluaran, sedangkan lebih dari seminggu pengeluaran wisatawan kembali rendah karena umumnya menginap di teman atau kerabat.
Pihaknya mencatat total pengeluaran wisatawan nusantara di Sumatera Barat sebesar 4.9 triliun rupiah, sementara untuk wisatawan mancanegara sebesar 170,79 miliar rupiah.
“Jika menggunakan nilai pengeluaran wisatawan sebagai stimulus pada model input-output Provinsi Sumatera Barat maka dampak pengeluaran wisatawan nusantara pada output perekonomian Sumbar sebesar Rp6,8 triliun,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda yang turut hadir dalam jumpa pers mengatakan hasil studi LPEM UI tersebut akan menjadi pijakan pihaknya dalam mengembangkan pariwisata pada 2023.
Ia memandang lima destinasi wisata yang menjadi favorit wisatawan merupakan modal dasar bagi pihaknya untuk mengenalkan destinasi menarik lainnya yang ada di Sumbar.
“Lima destinasi ini bisa menjadi simpul untuk menggaet wisatawan, kemudian setelah berada di Sumbar kita ajak untuk mengenal destinasi lain yang tidak kalah menarik,” jelasnya.
Ia mengatakan salah satu langkah untuk mewujudkan hal tersebut adalah menggandeng para agen atau biro perjalanan agar menawarkan destinasi baru dalam paket perjalanannya.
“Di samping itu kami juga akan terus menggencarkan sosialisasi, terutama di media sosial. Karena dari survei UI diketahui wisatawan mengenal lima destinasi favorit dari media sosial” jelasnya.
Ia mengatakan sektor pariwisata adalah satu satu potensi Sumbar yang harus digarap secara maksimal untuk menggerakkan serta meningkatkan roda perekonomian masyarakat. (rdr/ant)