Kendalikan Penularan Penyakit, China Gunakan Teknologi Nuklir Basmi Nyamuk

Teknik anti nyamuk menggunakan radiasi untuk memadamkan kapasitas reproduksi nyamuk jantan

Ilustrasi nyamuk. (Thinkstock/AbelBrata)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Peneliti China yang sangat terkenal telah selangkah lebih dekat untuk mengendalikan penyakit mematikan yang ditularkan oleh nyamuk dengan menerapkan teknologi nuklir dalam proyek pemberantasan.

Dikutip dari The Globaltimes, Selasa (31/8/2021), Ketua tim peneliti mengatakan ini adalah satu-satunya teknologi biologi modern yang berpotensi untuk membasmi nyamuk tertentu di suatu wilayah dan mengendalikan penularan penyakit.

Teknik anti nyamuk menggunakan radiasi untuk memadamkan kapasitas reproduksi nyamuk jantan. Setelah dilepaskan, jantan mandul ini akan kawin dengan betina liar tanpa menghasilkan keturunan.

Menurut media lokal, Badan Energi Atom Internasional memuji penelitian anti-nyamuk oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nuklir dari Otoritas Energi Atom China (CAEA), yang didirikan dalam kemitraan dengan Universitas Sun Yat-sen pada tahun 2020.

Menurut Direktur Pusat CAEA Departemen Khusus Shenzhen Wu Zhongdao, penerapan teknologi nuklir hijau dengan teknik sterilisasi nyamuk memiliki efektivitas yang kuat dan tahan lama, tanpa polusi kimia yang membahayakan hewan lain atau resistensi obat pada nyamuk.

Wu mencatat bahwa ini adalah satu-satunya teknologi biologis modern yang memiliki potensi untuk membasmi nyamuk tertentu di suatu wilayah dan mengendalikan penularan penyakit. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa penyakit yang dibawa nyamuk membunuh lebih dari 700.000 orang setiap tahun.

Afrika Selatan telah menderita wabah malaria yang parah dengan tingkat kematian tinggi. Zhang Dongjing, peneliti dari pusat tersebut, pergi ke Johannesburg pada tahun 2020 untuk memberikan panduan dan dukungan tentang teknik nyamuk steril ke pusat penyakit menular nasional negara itu. Teknik ini akan berdampak pada pengurangan morbiditas, menurut Zhang.

Selain pusat penelitian CAEA, Universitas Sun Yat-sen juga mendirikan “pabrik nyamuk” untuk memproduksi nyamuk steril secara massal. Dengan hasil yang diharapkan dari 40 hingga 50 juta nyamuk steril per minggu, China dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mengendalikan penyakit yang dibawa nyamuk di negara-negara berkembang dan memecahkan tantangan perawatan kesehatan masyarakat internasional. (*)

Sumber: sindonews.com
Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version