Writy.
Kamis, 11 Desember 2025
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • BERITA
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • POLITIK
    • PENDIDIKAN
    • KESEHATAN
  • EKONOMI
    • BISNIS
    • KEUANGAN
  • OLAHRAGA
    • SEPAKBOLA
      • LIGA 1
      • LOKAL
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KABUPATEN SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OTOMOTIF
  • TEKNOLOGI
  • LIFESTYLE
  • HIBURAN
  • PARIWARA
  • BERITA
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • POLITIK
    • PENDIDIKAN
    • KESEHATAN
  • EKONOMI
    • BISNIS
    • KEUANGAN
  • OLAHRAGA
    • SEPAKBOLA
      • LIGA 1
      • LOKAL
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KABUPATEN SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OTOMOTIF
  • TEKNOLOGI
  • LIFESTYLE
  • HIBURAN
  • PARIWARA
Writy.
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • BERITA
  • EKONOMI
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
  • OTOMOTIF
  • TEKNOLOGI
  • LIFESTYLE
  • HIBURAN
  • PARIWARA
Home HIBURAN

Peneliti AS Ingatkan Bahaya Badai Matahari, Jaringan Internet Bisa Mati Berbulan-bulan

Matahari selalu mengirimkan partikel bermuatan magnet ke Bumi, atau yang dikenal sebagai solar wind

Redaksi
Rabu, 8/9/2021 | 10:33 WIB
Ilustrasi data centre. (net)

Ilustrasi data centre. (net)

Grup WhatsApp Radarsumbar.com
+ Gabung

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Peneliti Amerika Serikat memperingatkan bahwa badai matahari dalam skala besar dapat mempengaruhi jaringan internet di Bumi. Badai tersebut bisa menyebabkan “kiamat internet” di mana jaringan internet mati hingga berbulan-bulan.

Hal ini terungkap dalam hasil penelitian bertajuk “Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse” yang disusun oleh Sangeetha Abdu Jyothi, asisten profesor di University of California, Irvine. Dalam penelitian tersebut, Jyothi mengungkapkan bahwa infrastruktur yang ada masih belum siap menghadapi badai matahari dalam skala yang besar.

Jyothi menjelaskan, matahari selalu mengirimkan partikel bermuatan magnet ke Bumi, atau yang dikenal sebagai solar wind, dalam jumlah dan kecepatan tertentu. Solar wind mengalir keluar dari lapisan matahari yang bernama korona. Partikel ini terus dilepaskan dalam jumlah besar, mengikuti semburan matahari dan letusan lainnya.

Solar wind adalah partikel bermuatan plasma terdiri dari campuran proton dan elektron (partikel magnet), ditambah beberapa elemen yang lebih berat. Partikel magnet yang dikirim dalam jumlah dan kecepatan yang wajar, dapat ditepis oleh lapisan terluar Bumi. Namun, dalam kurun waktu tertentu, solar wind bisa menjadi badai matahari yang besar.

Hal inilah yang kemudian akan menyebabkan adanya gangguan geomanetik di Bumi dan dapat berimbas pada infrastruktur jaringan internet. Dari berbagai infrastruktur jaringan internet yang ada, kabel bawah laut menjadi infrastruktur yang paling terdampak bila badai matahari ekstrem ini terjadi.

Kabel bawah laut rentan terdampak

Abdu Jyothi memprediksi badai matahari ekstrem juga bisa menyebabkan “kiamat internet”, khususnya berdampak pada internet yang menggunakan infrastruktur kabel bawah laut yang menghubungkan antar negara bahkan antarbenua .

Sebab, infrastruktur kabel internet bawah laut ini dilengkapi dengan repeater, dengan jarak sekitar 30 hingga 90 mil (50 hingga 150 kilometer). Repeater inilah yang rentan terhadap arus geomagnetik, yang kemungkinan terjadi selama badai matahari ekstrem.

Menurut penelitian Jyothi, bila ada satu repeater pada kabel bawah laut yang terganggu, maka ini akan memengaruhi lalu lintas koneksi internet. Namun, menurut Jyothi, koneksi internet lokal dan regional sendiri cenderung berisiko rendah terganggu. Karena biasanya koneksi internetnya ditransmisikan melalui kabel serat optik yang tidak terpengaruh oleh arus yang diinduksi secara geomagnetik.

Negara yang rentan terdampak gangguan geomagnetik

Bila badai matahari ekstrem selanjutnya benar-benar menciptakan “kiamat internet”, maka koneksi internet di seluruh benua bisa saling terputus satu dengan yang lainnya. Menurut penelitian, negara-negara yang berada garis lintang tinggi, lebih rentan terhadap cuaca matahari daripada negara-negara di garis lintang yang lebih rendah.

Negara dengan garis lintang tinggi maksudnya adalah negara yang letak astronomisnya berada pada 66,5° – 90° LS/LU dekat dengan wilayah kutub, seperti Amerika Serikat dan Inggris. Jika terjadi badai geomagnetik yang dahsyat, negara-negara dengan garis lintang tinggi itulah yang kemungkinan besar akan terdampak dan terputus dari jaringan internet terlebih dahulu.

Ketika kabel internet bawah laut terdampak gangguan geomagnetik dari badai matahari ekstrem, sulit diprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, Abdu Jyothi mengindikasikan pemadaman internet skala besar yang berlangsung beberapa minggu atau bulan terakhir mungkin terjadi. Inilah yang disebut kiamat internet.

Abdu Jyothi juga mengindikasikan, kiamat internet ini juga akan langsung berdampak pada sektor ekonomi. Sebab, jutaan orang bisa kehilangan mata pencaharian selama koneksi internet terputus. “Dampak ekonomi dari gangguan Internet selama sehari di AS diperkirakan lebih dari 7 miliar dollar AS (kira-kira Rp 99.720 triliun),” tulis Abdu Jyothi dalam penelitiannya.

“Bagaimana jika jaringan tetap tidak berfungsi selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan?” tambah dia, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari LiveScience, Rabu (8/9/2021). Oleh karena itu, Abdu Jyothi menyarankan agar operator jaringan untuk mulai menganggap serius ancaman cuaca matahari yang ekstrem.

Ia juga menyarankan agar manusia mulai mengembangkan tes ketahanan infrastruktur internet yang berfokus pada efek kegagalan jaringan skala besar.

Catatan sejarah

Menurut penelitian Abdu Jyothi, para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa ekstrem yang berdampak langsung ke Bumi antara 1,6 persen hingga 12 persen per dekade.

Menurut catatan sejarah, ada dua bencana badai matahari ekstrem yang terjadi, yakni pada 1859 dan 1921. Badai matahari tahun 1859 atau yang disebut juga sebagai Peristiwa Carrington, menciptakan gangguan geomagnetik yang begitu parah di Bumi.

Akibatnya, kabel telegraf terbakar. Lalu, aurora yang biasa hanya terlihat di kutub, bahkan juga menjadi terlihat di negara dekat khatulistiwa, Kolombia. Badai matahari yang lebih kecil pada 1989 juga pernah membuat seluruh provinsi Quebec di Kanada padam selama sembilan jam. (*)

Halaman 1 dari 2
12Next
Tag: HEADLINEPILIHAN EDITOR
Share6TweetShareSend

Baca Juga

Avatar 2 Resmi Dirilis Setelah 13 Tahun Tertunda

Avatar 2 Resmi Dirilis Setelah 13 Tahun Tertunda

Selasa, 10/5/2022 | 21:00 WIB
Film Pendek Jaga Raya. (Foto: Dok. IOH)

Sinopsis Jaga Raya, Film Pendek Kampanye Lingkungan ala IOH

Senin, 29/1/2024 | 18:31 WIB
Dewa 19 feat Virzha dan Ello Siap Lelehkan Hati Warga Padang

Dewa 19 feat Virzha dan Ello Siap Lelehkan Hati Warga Padang

Rabu, 12/10/2022 | 21:30 WIB
Pertemuan HIPMI Sumbar dengan promotor Dewa 19

HIPMI Sumbar Siap Sukseskan Anniversary Tour Dewa 19

Sabtu, 15/10/2022 | 13:02 WIB
ilustrasi astronot

Kabar Baik! Kaum Disabilitas Kini Bisa Jadi Astronot

Sabtu, 26/11/2022 | 15:01 WIB

Main di The Expendables 4, Ini Peran Iko Uwais!

Rabu, 27/10/2021 | 13:35 WIB

BERITA POPULER

Latihan para pemain Semen Padang FC. (dok. ILeague)
LIGA 1

Rumor Menguat, Semen Padang FC Bakal Rekrut Eks Borneo FC hingga Mantan Striker Spanyol

Kamis, 4/12/2025 | 14:01 WIB

Pemain Timnas Kongo Ravy Tsouka diresmikan Semen Padang FC sebagai pemain anyar mereka, bersama dengan Kianz Froesse gelandang asal Kanada. (dok. istimewa)

Semen Padang FC Resmikan Dua Rekrutan Asing, Kianz Froese dan Ravy Tsouka

Kamis, 11/12/2025 | 15:00 WIB
Rapat koordinasi tim GTRA Kantah Pasbar. (dok. istimewa)

GTRA Kabupaten Pasaman Barat Gelar Rapat Integrasi Penataan Aset dan Akses

Kamis, 4/12/2025 | 17:31 WIB
Gubernur Sumbar Mahyeldi saat diwawancarai terkait insiden di penginapan Alahan Panjang, Kabupaten Solok. (dok. istimewa)

Rp75 Miliar Bantuan Pangan Tiba, Pemprov Sumbar Fokus Pulihkan 25 Ribu Ha Lahan Pertanian Rusak

Selasa, 9/12/2025 | 11:01 WIB
Musprov PTMSI Sumbar Berjalan Sukses, Kepengurusan Gustami Hidayat Diapresiasi

Musprov PTMSI Sumbar Berjalan Sukses, Kepengurusan Gustami Hidayat Diapresiasi

Minggu, 7/12/2025 | 15:08 WIB

BERITA TERKINI

Para pemenang lomba esai dalam rangka Hakordia 2025 di PT Semen Padang. (dok. istimewa)
PADANG

Satukan Aksi, Basmi Korupsi: Semen Padang Umumkan Juara Lomba Esai di Puncak HAKORDIA 2025

Kamis, 11/12/2025 | 23:01 WIB

Bantuan Presiden Prabowo untuk bencana di Sumbar sudah sampai di BIM. (dok. istimewa)

Distribusi 1.638 Ton Logistik Bencana Dipacu, Pemerintah Optimalkan Jalur Darat, Laut, dan Udara

Kamis, 11/12/2025 | 22:31 WIB
Bupati Solok Tinjau Progres Jembatan Bailey di Sawah Suduik

Bupati Solok Tinjau Progres Jembatan Bailey di Sawah Suduik

Kamis, 11/12/2025 | 22:01 WIB
YBM PLN hadir bersama masyarakat saat bencana datang. (dok. istimewa)

Di Tengah Bencana, YBM PLN Hadir Menguatkan Rakyat Sumatera Barat

Kamis, 11/12/2025 | 21:31 WIB
Antrian online layanan di Kantor Pertanahan. (dok. istimewa)

Manfaat Antrian Online Sentuh Tanahku, Layanan Pertanahan Jadi Lebih Efisien

Kamis, 11/12/2025 | 21:01 WIB

OPINI

Andre Rosiade hadir di tengah masyarakat saat bencana. (dok. istimewa)
OPINI

Di Tengah Galodo Sumbar, Andre Rosiade selalu Hadir untuk Rakyat

Rabu, 10/12/2025 | 10:31 WIB

Reviandi, jurnalis dan pendukung Semen Padang FC. (dok. pribadi)

Jelang Lawan Pesut Etam: Jangan Caci Maki, Dukung saja Semen Padang FC!

Sabtu, 8/11/2025 | 13:01 WIB
Braditi Moulevey. (dok. istimewa)

Filosofi Rendang dan Makna Merendang Basamo di Tokyo

Minggu, 19/10/2025 | 09:31 WIB
Anak Gubernur Pimpin PSI: Ujian untuk PKS dan Peta Baru Politik Sumbar

Anak Gubernur Pimpin PSI: Ujian untuk PKS dan Peta Baru Politik Sumbar

Jumat, 17/10/2025 | 11:09 WIB
Politisi Partai Gelora, Erizal. (Foto: Dok. Istimewa)

Putra Sulung Mahyeldi jadi Ketua DPW PSI

Kamis, 16/10/2025 | 14:21 WIB
Logo Radar Sumbar 188x60

Radar Berita Sumatera Barat Terkini

Follow Kami di

Halaman

  • Indeks Berita
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

Alamat

Jl. Air Sirah No. 6, Jati Baru, Kec. Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, 25129

: redaksi@radarsumbar.com

Berita Terkini

  • Satukan Aksi, Basmi Korupsi: Semen Padang Umumkan Juara Lomba Esai di Puncak HAKORDIA 2025
  • Distribusi 1.638 Ton Logistik Bencana Dipacu, Pemerintah Optimalkan Jalur Darat, Laut, dan Udara

RADARSUMBAR.COM © 2025

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • BERITA
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • POLITIK
    • PENDIDIKAN
    • KESEHATAN
  • EKONOMI
    • BISNIS
    • KEUANGAN
  • OLAHRAGA
    • SEPAKBOLA
      • LIGA 1
      • LOKAL
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KABUPATEN SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OTOMOTIF
  • TEKNOLOGI
  • LIFESTYLE
  • HIBURAN
  • PARIWARA

RADARSUMBAR.COM © 2025