JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Sebagian besar tampilan lebah mungkin menakutkan, tapi tidak dengan lebah warna-warni satu ini. Dia adalah lebah dari genus Homalictus, yang akan memanjakan mata kamu dengan penampakannya yang bercak biru air, hijau keemasan, dan oranye, membuatnya terlihat seperti pelangi.
Dikutip dari dari Aussie Bee, lebah Homalictus diketahui membawa serbuk sari pada rambut berbulu halus di bawah perut dan di belakangnya. Mereka juga bersarang di liang tanah yang dalam dan berbagi satu liang sarang dengan rekan lebah lain yang bertelur.
Meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan lebah ini berasal dari Australia, ilmuwan belum memeriksa perjalanan evolusi mereka secara mendalam.
Hingga sebuah studi di jurnal Transactions of the Royal Society of South Australia yang terbit 3 Maret 2021 menemukan keindahan tersebut berasal dari daerah tropis Australia, menyebar ke daerah subtropis, beriklim sedang, dan gersang di negara itu, dan kemudian menyebar luas ke Pasifik.
“Lebah Homalictus adalah penyerbuk tanaman generalis terkemuka di seluruh Australia dan sejauh utara ke Cina selatan,” kata penulis studi James Dorey, mengutip Live Science.
Lebih lanjut, para peneliti juga merasa penting untuk memahami asal dan bagaimana mereka tersebar luas di Asia Tenggara, Indonesia, Australia, dan kepulauan di Samudera Pasifik — tempat mereka sekarang memainkan ‘peran’ penyerbukan.
Berasal dari daerah tropis
Bersama rekan-rekannya, Dorey, yang juga merupakan fotografer dan ahli lebah asli, menganalisis DNA mitokondria, materi genetik yang ditemukan di pembangkit tenaga sel yang diwariskan sepanjang garis keturunan ibu dari tiga spesies Homalictus berbeda dari Papua Nugini, Pasifik dan Australia. Dengan melihat variasi ini, para ilmuwan dapat mengetahui dari mana mereka berasal dan bagaimana mereka menyebar.
Hasilnya, lebah Homalictus ditemukan berasal dari daerah tropis dan kemudian menyebar beberapa kali ke Pasifik dan ke daerah subtropis, beriklim sedang dan gersang di Australia, serta daerah tropis Asia juga. Hal ini menutup kemungkinan penyebaran lebah warna pelangi ini ke daerah Afrika atau Antartika seperti yang telah disarankan untuk spesies lebah lain yang ditemukan di Australia.
Dorey berharap pemahaman tentang asal usul lebah dapat membantu mengungkap bagaimana perubahan iklim dapat berdampak pada lebah di masa depan. “Mudah-mudahan, keragaman lebah asli kita akan membuat mereka lebih tahan terhadap skenario iklim di masa depan, yang akan sangat penting untuk pertanian di dunia yang terus berubah,” kata Schwarz. (*)
Komentar