JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Founder yang juga CEO perusahaan penerbangan PT Whitesky Aviation, Denon Prawiraatmadja, berobsesi menjadikan helikopter sebagai sarana transportasi rakyat. Karenanya dia mengupayakan tarif penerbangan helikopter yang terjangkau, dengan sejumlah strategi.
“Salah satu strateginya, utilisasi helikopter itu harus optimal. Kalau lebih banyak parkir di hanggar ketimbang terbang, ya susah mau menawarkan tarif yang terjangkau,” ujar Denon Prawiraatmadja yang juga Ketua Umum Asosiasi Angkutan Udara Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA), Jumat (10/9).
Untuk meningkatkan utilitas helikopternya, PT Whitesky Aviation pun menawarkan sejumlah paket penerbangan murah, melalui layanan Helicity. Salah satunya paket terbang sekeluarga keliling Jakarta cuma Rp 1.667.000. Harga itu untuk penerbangan selama 15 menit di udara Jakarta dengan penumpang 3 orang per pax.
Helicity juga ditawarkan untuk penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke tengah kota Jakarta. Tarifnya cuma Rp 8 juta untuk sekali penerbangan dengan 3-4 orang. “Tarif sewa sekitar Rp 8 juta hingga Rp 20 juta. Itu tergantung jarak dan permintaan yang ada. Kalau jam kosong ada promo, kalau pada saat lagi ramai jam sibuk itu tarif bisa (tinggi),” imbuh Denon.
PT Whitesky Aviation juga menawarkan penerbangan di rute-rute yang jalur daratnya dikenal padat dan macet. Seperti Jakarta-Bandung atau Jakarta-Puncak.
Menurut Denon, dengan jumlah penduduk yang besar dan wilayah yang luas, potensi pasar penerbangan helikopter di Indonesia masih sangat besar dan belum tergarap. Apalagi populasi helikopter di Indonesia hanya ada sekitar 200 unit. Itu pun mayoritasnya helikopter militer. “Helikopter sipil hanya puluhan jumlahnya,” kata Denon.
Sementara di Brasil yang secara ekonomi punya banyak kesamaan dengan Indonesia, dalam sehari ada lebih dari 2.000 penerbangan helikopter. Kota dengan populasi helikopter sipil terbanyak di dunia, juga ada di Brasil. Yakni Sao Paolo dengan 700 unit helikopter.
“Malaysia yang wilayahnya lebih kecil dari Indonesi, Thailand juga, itu helikopternya jauh lebih banyak dari Indonesia,” imbuhnya. Salah satu strategi Denon untuk mendongkrak penggunaan helikopter di Indonesia, adalah dengan mendorong harga yang semakin terjangkau.
Denon berpendapat, utilisasi helikopter sebenarnya bisa lebih optimal, jika saja regulasi yang ada di Indonesia mengizinkan penerbangan malam hari. “Di negara lain seperti Malaysia, Thailand, Brasil, Amerika Serikat itu enggak ada persoalan dengan terbang malam. Hanya di Indonesia tidak mengizinkan dengan alasan keamanan negara,” ujarnya.
Penerbangan helikopter memang mengandalkan visual atau penglihatan dari pilotnya. Ini berbeda dengan penerbangan pesawat yang mengandalkan instrumen dan navigasi. “Tapi di helikopter juga tetap didukung instrumen, enggak full visual. Jadi kadang saya malu kalau presentasi di internasional, cerita bahwa di Indonesia helikopter enggak boleh terbang malam,” kata Founder/CEO PT Whitesky Aviation itu. (*)
Komentar