Bukan Bogor, Ini Lho Tempat-tempat yang Curah Hujannya paling Tinggi di Dunia

Tapi, Bogor bukan satu-satunya tempat yang paling sering hujan di dunia

BMKG prediksi sejumlah kota besar di Indonesia diguyur hujan. (net)

BMKG prediksi sejumlah kota besar di Indonesia diguyur hujan. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Bogor dikenal sebagai Kota Hujan, karena curah hujan di sana sangatlah tinggi, hampir setiap hari terutama sepanjang bulan Desember sampai Januari.

Meski demikian, Bogor tetap menjadi destinasi wisata yang dicintai, terutama karena hawa sejuknya yang membuat wisatawan semakin betah berlama-lama bermalam di vila, berkemah di gunungnya, atau piknik di kebun rayanya. Tapi, Bogor bukan satu-satunya tempat yang paling sering hujan di dunia.

Berikut tujuh tempat yang paling sering diguyur hujan di dunia:

1. Mawsynram di Meghalaya, India

Kota Mawsynram di Negara Bagian Meghalaya, India, disebut sebagai tempat paling sering hujan di dunia. Terletak di dekat Teluk Benggala dan Bangladesh, kota ini memiliki musim hujan yang panjang dan berat. Pegunungan Himalaya menghalangi awan di dekatnya untuk keluar sehingga berkontribusi terhadap derasnya hujan di sini.

Pada tahun 1985, kota ini masuk Guinness Book of World Records karena menerima sekitar 1.000 inci hujan. Dianjurkan untuk tidak pernah meninggalkan rumah tanpa membawa payung saat berkunjung ke kota ini.

Jika Anda berencana untuk mengunjungi wilayah ini, lakukanlah pada bulan Desember atau Januari untuk menghindari curah hujan yang paling tinggi.

2. Emei Shan di Sichuan, China

Dari Empat Gunung Suci Buddhisme, Gunung Emei adalah yang tertinggi, dan juga menerima paling banyak hujan setiap tahunnya. Ada fenomena yang disebut “laut awan” yang membawa banyak awan selama musim hujan. Fenomena ini menghasilkan hujan dalam jumlah besar, sekitar 321 inci setiap tahunnya.

Puncak musim hujan di sini adalah selama bulan Juli dan Agustus, dan musim muson antara Juni dan September. Jika Anda memutuskan untuk mengunjungi dan mendaki Gunung Emei, Anda harus menyadari bahwa ada perbedaan suhu yang ekstrem antara kaki gunung dan puncaknya.

Gunung ini juga dikenal sebagai “sumber oksigen” alami yang bisa meningkatkan kesehatan. Ini juga merupakan gunung yang signifikan secara budaya dalam budaya Buddhis dan mengingatkan para pelancong akan keagungan alam.

3. Gunung Waialeale di Kauai, Hawaii

Gunung Waialeale di Hawaii menerima banyak hujan setiap tahunnya, sehingga namanya diterjemahkan menjadi “air yang meluap” atau “air yang beriak.” Gunung ini merupakan gunung berapi tidak aktif dengan bentuk kerucut. Lanskapnya adalah salah satu alasan mengapa daerah itu menerima begitu banyak hujan.

Ini adalah tempat yang sangat tidak dapat diakses karena basah dan licin. Wilayah ini mendapat rata-rata sekitar 384 inci hujan setiap tahun, tetapi pada tahun 1982, menerima jumlah rekor 683 inci.

4. San Antonio de Ureca di Equatorial Guinea

Tempat lain yang sering hujan di dunia adalah San Antonio de Ureca, yang terletak di Pulau Bioko, Equatorial Guinea. Ini adalah daerah yang sangat basah di Afrika. Jika Anda ingin mengunjungi wilayah ini, waktu terbaik untuk berkunjung adalah antara bulan Desember dan Februari untuk menghindari musim hujan.

San Antonio de Ureca berada di sepanjang Teluk Guinea dan menerima sekitar 411 inci hujan per tahun.

5. Baguio di Filipina

Beberapa wilayah di Filipina tercatat sering hujan, termasuk Baguio. Kota ini terletak di Provinsi Benquet di Pulau Luzon dan mendapat curah hujan sekitar 46 inci setiap tahunnya. Ini adalah kota sibuk yang merupakan pusat bisnis. Dan nama Baguio berasal dari kata yang berarti “lumut.”

Banyak lumut yang tumbuh di wilayah ini karena kondisi yang sangat basah. Musim hujan juga mendorong pertumbuhan anggrek yang indah di kawasan hutan pinus tropisnya.

Namun meski diguyur hujan, tempat ini menjadi tujuan wisata populer untuk merayakan Tahun Baru Imlek dan Festival Lampion, serta festival bunga yang berlangsung selama sebulan yang disebut Panagbenga.

6. Tutunendo di Kolombia
Banyak daerah tropis di seluruh dunia memiliki musim hujan. Nah, Tutunendo punya dua di antaranya. Hal ini membuat sangat sulit untuk mengunjungi bagian Kolombia ini tanpa basah kuyup. Tutunendo menerima sekitar 463 inci hujan per tahun, tetapi masih ramai menjadi kota wisata.

Anda akan menghadapi hujan hampir setiap hari sepanjang tahun di sini, serta badai petir, dan matahari hanya muncul beberapa jam ketika muncul sama sekali. Sangat sedikit orang yang tinggal di sini, kurang dari 1.000 jiwa, tetapi orang-orang itu telah menjadi sangat terampil dalam membangun rumah dengan lembaran tahan air untuk mencegah kebocoran.

Kota Quibdo tak berada jauh dari kota ini, sama-sama dikenal sebagai tempat terbasah di dunia.

7. Desa Kwatisore di Papua, Indonesia

Desa Kwatisore paling pas dikunjungi mulai pagi hingga siang hari karena seringnya hujan yang turun di sore hari sekalipun tengah memasuki musim kemarau. Ini juga yang menjadi alasan desa ini dinamai ‘Kwatisore’, yang berasal dari kata ‘khawatir’ dan ‘sore’, di mana penduduk selalu merasa khawatir saat sore tiba.

Desa Kwatisore adalah desa bebas kendaraan bermotor. Tak heran jika udara di desa ini begitu bersih dan bebas polusi asap kendaraan. Desa Kwatisore juga merupakan tempat yang sangat cocok untuk melihat spesies hiu paus.

Kawanan mamalia berukuran besar ini sering muncul di sekitar perairan, bahkan di dekat perahu nelayan, sehingga kerap disebut “ikan hantu”.

Pemandangan ini rupanya menjadi keunikan tersendiri di Desa Kwatisore. Warga bahkan telah menganggap ikan hiu paus sebagai bagian dari adat mereka, sehingga melarang perburuan dan konsumsi hiu paus. (*)

Sumber: cnnindonesia.com

Exit mobile version