JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), yaitu Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Ketiga pasangan tersebut mengungkapkan visi-misi yang akan memberikan gambaran kepada publik tentang bagaimana para calon pemimpin bangsa ini akan memimpin Indonesia.
Pasangan Anies-Muhaimin yang mendapatkan nomor urut 1, mengusung visi “Indonesia Adil Makmur untuk Semua” dan misi “Delapan Jalan Perubahan”.
Prabowo-Gibran yang mendapat nomor urut 2, membawa visi “Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045”, dengan misi bertajuk “Delapan Misi Asta Cita”.
Adapun Ganjar-Mahfud yang mendapat nomor urut 3, mengangkat visi “Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”, dengan misi bernama “Delapan Gerak Cepat”.
Menjadi orang nomor satu dan dua di Republik Indonesia tidak hanya menentukan arah kebijakan di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.
Visi dan misi tersebut bakal menjadi panduan ketika salah satu dari pasangan itu terpilih untuk menakhodai Indonesia mengawal perdamaian dunia.
Anies-Muhaimin
Salah satu kebijakan yang diusung pasangan Anies-Muhaimin adalah memperkuat sistem pertahanan dan keamanan negara, serta meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia dalam kancah politik global untuk mewujudkan kepentingan nasional dan perdamaian dunia.
Kebijakan itu menempatkan posisi Indonesia sebagai episenter kawasan Asia Tenggara, sekaligus sebagai jalur nadi ekonomi dunia dan stabilisator geopolitik regional. Oleh karena itu, Anies-Cak Imin bertekad mendorong peran aktif Indonesia dalam penentuan agenda besar dunia dan umat manusia.
Hal ini didasarkan pada amanat para pendiri bangsa agar Indonesia secara bebas aktif ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pasangan ini juga akan memperkuat sistem dan strategi pertahanan negara yang adaptif terhadap dinamika global era baru yang penuh ketidakpastian, tantangan, serta ancaman konvensional dan nonkonvensional.
Selain itu, diplomasi ekonomi dan sosial-budaya akan diperkuat agar Indonesia dapat memanfaatkan berbagai potensi global untuk mewujudkan kemajuan dan keadilan.
Prabowo-Gibran
Dalam menyusun visi, misi, dan program periode 2024-2029, Prabowo dan Gibran sangat mempertimbangkan tantangan strategis yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia.
Salah satu poin pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pasangan ini adalah pidato Presiden Joko Widodo pada pada 7 Oktober 2023 yang mengatakan, “Tantangan ke depan itu bukan semakin ringan, tetapi semakin berat. Dunia sedang tidak baik-baik saja. Ada perang, perubahan iklim, krisis pangan.”
Terkait kebijakan dalam menjaga perdamaian dunia, duet Prabowo-Gibran memfokuskan dua hal dalam penjabaran visi-misinya.
Yang pertama adalah konflik berkepanjangan di Ukraina dan di Palestina bisa meningkatkan harga pangan dan energi karena mengganggu kelancaran rantai pasok global.
Yang kedua adalah rivalitas antara dua negara adikuasa China dan AS atas Taiwan yang bisa mengancam kelancaran rantai pasok pangan, energi, dan perdagangan yang melewati arus lintas laut Indonesia seperti di Selat Malaka dan Laut Natuna Utara.
Komentar