“Di tribun dekat saya ada Pak Mahfud MD, Bang Sandiaga Uno, Pak Airlanga, Wamenhan dan dua wakil Menteri BUMN. Nonton bareng ini karena kita semua mendukung Timnas Indonesia, melawan tim juara dunia Argentina. Jadi, tak terkait dengan Pilpres juga,” kata anggota Komisi VI DPR RI ini.
Andre Rosiade tak menampik, Prabowo dan Ganjar Pranowo mendapatkan aura positif karena tingginya tingkat kepuasan masyarakat Indonesia terhadap Presiden Jokowi yang mencapai 80 persen.
“Namun rakyat pasti akan pilih calon dengan kapasitas lebih. Secara kapasitas, Pak Prabowo adalah menteri terbaik. Karena itu semua lembaga survei mengatakan Prabowo sebagai menteri berkinerja terbaik dan Capres dengan nilai survei tertinggi,” kata Andre Rosiade.
Soal ‘endors’ dari Jokowi, Andre menyebutan, karena Prabowo adalah menterinya Jokowi, mereka sering terlibat komunikasi dan pertemuan. “Pak Prabowo menyatakan akan melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan Pak Jokowi. Kalau seandainya Pak Jokowi sering mengundang Pak Prabowo, alhamdulilllah. Saat ini Pak Prabowo surveinya stabil karena kinerja dan dukungan penuh kader dan simpatisan. Kita tak menampik juga adanya dampak dari positifnya kinerja Pak Jokowi, kita harus jujur,” katanya.
Sementara Ketua DPP PDI Perjuangan Nusyirwan Soejono merasa heran, makan siang demikian jadi perhatian. “Kalau Pak Ganjar dihitung sudah ratusan kali bertemu dengan Jokowi. Bagi kami di internal ini normal dan biasa saja. Mungkin bagi yang lain, termasuk Pak Prabowo jadi hal yang spesial,” kata mantan anggota DPR RI ini.
Dia menegaskan, apakah harus dijelaskan ke publik, Jokowi itu siapa? “Keluarga besar Jokowi semua ada di PDIP. Kalau mengundang ke istana, bisa ditafsirkan kemana-mana. Bisa saja ajak makan, apakah beri dukungan, belum tahu juga. Jadi, tidak apa-apa, karena masing-masing punya hak untuk menarasikan. Bagaimana menarasikan kepada rakyat, karena politik ada, patut dan etika. Itu guna kita memberikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat,” katanya.
Dia menyebut, sebenarnya pertemuan itu biasa saja. Tapi media lah yang membuat masyarakat berpikir lain. Tapi sepertinya biasa-biasa saja, tidak terjadi apa-apa. “Rakyat akan pilih calon dengan kapasitas sendiri. Tanpa harus meminta tambahan kekuatan. Ganjar tampil dengan kapasitasnya sendiri di seluruh Indonesia. Tapi, sebagai Gubernur terbatas, berbeda dengan Menteri Kabinet yang bisa kemana saja,” katanya. (rdr)