Penyakit yang Menyerang Sistem Gerak, Hambat Aktivitas Sehari-hari

ilustrasi

RADARSUMBAR.COM – Sistem gerak dalam tubuh manusia menjadi salah satu bagian penting yang memungkinkan untuk dapat bergerak. Sistem ini melibatkan tulang, otot, sendi dan organ lainnya. Untuk menjalankan fungsinya secara optimal, maka semua organ sistem gerak ini harus bekerja sama. Namun terdapat beberapa penyakit yang dapat menyerang sistem gerak manusia.

Lantas apa saja gangguan yang dapat terjadi pada sistem gerak tersebut? Pasalnya sistem ini rentan terhadap berbagai macam penyakit yang bisa mengganggu fungsi normalnya.

Penyakit yang Menyerang Sistem Gerak Manusia

Gangguan sistem gerak dapat terjadi sejak lahir maupun berkembang akibat penyakit atau cedera. Berikut ini beberapa penyakit yang menyerang sistem gerak sehingga akan menghambat aktivitas sehari-hari.

Dystonia

Dystonia merupakan gangguan gerakan dengan tanda kontraksi otot tidak disengaja. Sehingga dapat menyebabkan postur tubuh abnormal dan gerakan memutar. Penyebabnya sangat bervariasi, bisa karena kelainan genetik, efek samping obat-obatan atau cedera otak.

Osteoporosis

Penyakit yang menyerang sistem gerak selanjutnya adalah osteoporosis. Osteoporosis merupakan kondisi kepadatan tulang yang menurun secara bertahap. Hal tersebut membuat tulang mudah patah. Dengan demikian tulang akan mengalami pengeroposan.

Penyakit ini sering menyerang orang tua, terutama perempuan pasca menopause. Ini terjadi karena adanya penurunan kadar hormon estrogen. Hormon ini di dalam tubuh dapat menjaga kepadatan tulang.

Faktor risiko lain dari osteoporosis adalah kekurangan vitamin D dan kalsium. Kemudian gaya hidup tidak sehat dan riwayat keluarga dengan osteoporosis.

Myasthenia Gravis

Myasthenia Gravis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan pada otot rangka akibat gangguan komunikasi antara otot dan saraf. Hal ini terjadi karena antibodi menyerang reseptor asetilkolin pada otot.

Gejala utama dari Myasthenia Gravis meliputi kesulitan dalam menelan, berbicara, dan menggerakkan anggota tubuh. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya secara signifikan.

Ataksia

Ataksia adalah gangguan yang mempengaruhi koordinasi gerakan akibat kerusakan pada otak kecil, yang berfungsi mengatur koordinasi gerakan. Gejala ataksia meliputi kesulitan berbicara dengan jelas, kesulitan berjalan, dan gerakan tangan yang tidak terkoordinasi. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan memerlukan perhatian medis untuk manajemen dan terapi.

Tendonitis 

Tendonitis merupakan gangguan yang terjadi pada sistem gerak, dapat memicu peradangan pada tendon/jaringan yang menempelkan otot dengan tulang. Gejala tendinitis ditandai rasa sakit pada tendon yang sedang meradang.

Saat otot area tendon digerakkan, maka rasa sakit akan semakin parah. Biasanya juga akan muncul gejala lain seperti pembengkakan ringan, muncul sensasi hangat, kaku otot dan kemerahan.

Cara Mengatasi Gangguan Sistem Gerak

Terdapat beberapa pilihan pengobatan untuk gangguan sistem gerak. Semuanya disesuaikan dengan jenis, tingkat keparahan, gejala serta area tubuh yang terdampak.

Pengobatan tersebut dapat membantu pasien untuk mengatasi rasa sakit, kaku, peradangan dan meningkatkan rentang gerak. Beberapa pengobatan penyakit yang menyerang sistem gerak adalah sebagai berikut.

PAFI Boven Digoel, melalui situs pafibovendigoel.org, selalu menerapkan teknologi informasi dengan efektif. Hal ini memungkinkan mereka untuk menciptakan sistem kesehatan yang efisien dan responsif, serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, PAFI juga meningkatkan akses dan pengelolaan obat, sehingga masyarakat dapat memperoleh obat dengan mudah dan aman sesuai kebutuhan mereka.

Dengan memahami berbagai penyakit yang menyerang sistem gerak dan faktor risikonya, maka dapat membantu pencegahan, pengelolaan dan meningkatkan kualitas hidup bagi para penderitanya. Namun jika mengalami gangguan pada sistem gerak, maka jangan ragu untuk mendapatkan perawatan yang tepat dengan pergi ke dokter.

Exit mobile version