KESEHATAN, RADARSUMBAR.COM – Musim batuk sering kali disebabkan oleh perubahan cuaca, polusi, atau infeksi virus seperti flu atau pilek.
Dilansir dari pafikabmuna.org, batuk dapat berlangsung dalam waktu yang singkat atau bahkan berlarut-larut jika tidak diatasi dengan baik.
Untuk mengatasi batuk, pemilihan obat yang tepat sangat penting agar batuk tidak berkembang menjadi penyakit yang lebih serius, seperti bronkitis atau pneumonia.
Jenis Obat yang Disarankan untuk Batuk
- Obat Batuk Ekspektoran
Obat ekspektoran membantu mengencerkan dahak atau lendir yang ada di saluran pernapasan, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan. Obat ini cocok untuk batuk produktif (batuk yang disertai dahak).- Contoh Obat:
- Guaifenesin: Obat ekspektoran yang sering digunakan untuk mengencerkan dahak.
- Bromhexine: Obat lain yang membantu mengencerkan lendir, membuat batuk menjadi lebih produktif.
- Cara Kerja: Guaifenesin dan bromhexine meningkatkan jumlah air dalam lendir di saluran pernapasan, sehingga dahak menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan.
- Contoh Obat:
- Obat Batuk Antitusif (Penekan Batuk)
Obat batuk antitusif berfungsi untuk menekan refleks batuk, yang berguna jika batuk sangat mengganggu, terutama batuk kering (tanpa dahak). Obat ini membantu mengurangi iritasi pada tenggorokan yang menyebabkan batuk.- Contoh Obat:
- Dextromethorphan: Salah satu jenis antitusif yang bekerja dengan cara menghambat pusat batuk di otak.
- Kodein (biasanya hanya diberikan dengan resep dokter): Digunakan untuk batuk yang sangat mengganggu dan biasanya disertai dengan rasa sakit pada tenggorokan.
- Cara Kerja: Antitusif bekerja dengan cara mengurangi keinginan untuk batuk dengan memengaruhi pusat batuk di otak, tetapi harus digunakan dengan hati-hati untuk mencegah penumpukan lendir yang dapat menyebabkan infeksi.
- Contoh Obat:
- Obat Batuk Kombinasi
Beberapa obat batuk mengandung kombinasi antara ekspektoran dan antitusif. Ini bisa berguna ketika seseorang memiliki batuk yang disertai dengan lendir, tetapi juga merasa batuknya mengganggu dan perlu dikendalikan.- Contoh Obat:
- Obat dengan kombinasi Guaifenesin + Dextromethorphan: Obat ini membantu mengencerkan dahak dan mengurangi keinginan batuk.
- Obat Batuk dengan Paracetamol: Dapat memberikan efek analgesik (penghilang rasa sakit) pada tenggorokan yang sakit akibat batuk.
- Contoh Obat:
- Obat-obatan Penghilang Iritasi (Untuk Batuk Kering) Jika batuk disebabkan oleh iritasi di tenggorokan (seperti yang terjadi pada batuk kering akibat flu atau alergi), obat-obatan seperti lozenges (permen pelega tenggorokan), atau obat yang mengandung lidokain atau mentol bisa membantu meredakan gejala.
- Contoh Obat:
- Lozenges dengan mentol atau Eucalyptus: Membantu meredakan iritasi tenggorokan dan meringankan batuk.
- Sirup batuk dengan madu: Madu dikenal memiliki efek menenangkan pada tenggorokan yang iritasi, dan bisa digunakan sebagai obat batuk alami.
- Contoh Obat:
- Obat Alami dan Penanganan Rumah Selain obat-obatan kimia, ada juga beberapa bahan alami yang dapat membantu meredakan batuk:
- Madu dan Lemon: Campuran madu dengan air hangat dan perasan lemon adalah solusi alami yang sering digunakan untuk meredakan batuk kering atau batuk yang disebabkan oleh iritasi tenggorokan.
- Jahe: Jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan batuk dan peradangan tenggorokan. Bisa dikonsumsi dalam bentuk teh atau dikunyah langsung.
- Bawang Putih: Bawang putih memiliki sifat antibakteri dan antivirus. Beberapa orang memilih untuk mengonsumsinya mentah atau dalam campuran teh.
- Air Garam: Berkumur dengan air garam hangat dapat membantu meredakan tenggorokan gatal atau iritasi yang memicu batuk.
Sebagian obat batuk dapat menyebabkan efek samping, seperti kantuk (terutama yang mengandung kodein atau antihistamin), pusing, atau gangguan pencernaan.
Selain itu, obat-obatan yang mengandung bahan aktif tertentu (seperti dekongestan) tidak disarankan untuk orang dengan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Untuk mengatasi batuk, pemilihan obat harus disesuaikan dengan jenis batuk yang dialami (batuk kering atau batuk berdahak).
Obat batuk ekspektoran, antitusif, atau kombinasi sering digunakan, tergantung pada gejalanya. Namun, jika batuk tidak kunjung sembuh atau disertai gejala yang lebih serius, sebaiknya konsultasikan dengan tenaga medis untuk pemeriksaan lebih lanjut. (rdr)