2. Hindari aktivitas fisik berat
Selama menjalani water fasting, hindari berolahraga terlalu berat agar tidak dehidrasi. Hindari juga minum lebih banyak air dari biasanya saat diet.
Pasalnya, terlalu banyak minum air putih justru bisa berbalik membahayakan kesehatan Anda. Ingatlah bahwa Anda perlu segera menghentikan diet saat jatuh sakit, atau merasa sangat lemas dan tidak bertenaga saat menjalani diet.
3. Fase pengenalan makanan kembali (refeeding)
Setelah diet air putih, Anda harus menahan keinginan untuk langsung makan dalam porsi besar.Hal ini karena makan dalam porsi besar setelah puasa dan hanya minum air berisiko mengakibatkan refeeding syndrome.
Kondisi bisa mengakibatkan gangguan yang fatal akibat tubuh mengalami perubahan cepat dalam kadar cairan dan elektrolit.
Untuk itu, penting melakukan pengenalan makanan kembali pada tubuh. Caranya, konsumsilah makanan rendah kalori dulu dengan porsi kecil.
Lalu, sedikit demi sedikit tingkatkan porsi asupan dan tambah jenis makanan. Lakukan ini sampai tubuh terbiasa lagi menerima makanan dalam porsi normal.
Ingat, Anda sebaiknya tidak melakukan puasa air putih ini sembarangan. Bila ingin mencobanya, lakukan di bawah pengawasan ahli gizi.
Beberapa orang dengan kondisi tertentu tidak diperbolehkan melakukan water fasting karena dapat menimbulkan masalah kesehatan lebih lanjut.
Berikut ini beberapa kondisi kesehatan yang tidak diperbolehkan melakukan metode puasa air putih.
- Gangguan makan.
- Kekurangan berat badan.
- Sedang hamil atau menyusui.
- Masalah jantung.
- Diabetes tipe 1.
- Migrain yang tidak terkendali.
- Sedang menjalani transfusi darah.
- Minum obat tertentu.
Pada dasarnya, puasa air putih aman dilakukan asalkan dilaksanakan sesuai dengan aturan. Namun, jika metode diet ini justru menyebabkan masalah kesehatan, ada baiknya untuk menghentikannya.
Selain itu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menemukan metode diet sehat yang tepat sesuai kondisi Anda. (rdr)