KESEHATAN, RADARSUMBAR.COM – Mengganti celana dalam (celdam) secara teratur adalah hal penting untuk menjaga kesehatan organ intim dan juga mempengaruhi kesehatan areal vital.
Baik bagi pria maupun wanita, hal ini dapat menjadi masalah jika mengenakan kembali celana dalam yang kotor dan tidak dicuci selama dua hari atau lebih.
Sebab, efek samping dari memakai celana dalam kotor ini dapat bertahan lama, mungkin mengarah ke kondisi yang lebih serius di kemudian hari.
Dirangkum dari pafibenermeriahkab.org, berikut 5 hal menjijikkan yang bisa terjadi jika tidak mengganti celana dalam selama dua hari berturut-turut.
1. Bau tak sedap
Mengenakan kembali pakaian dalam yang sama selama dua hari atau lebih pada suatu waktu bisa berdampak pada bau yang dikeluarkan. Sebab, ada lebih banyak keringat, kotoran, dan kelembapan di area selangkangan. Terlebih jika Anda memakainya sepanjang hari dengan aktivitas yang padat. Akibatnya bisa menimbulkan bau tak sedap.
2. Noda di celana dalam
Meski noda di celana dalam adalah hal yang wajar, namun jika Anda tidak sering menggantinya, hal ini juga dapat menyebabkan noda menumpuk di sana.
3. Infeksi jamur
Infeksi jamur tidak hanya ditemukan pada wanita, tapi juga pada pria dan sama buruknya. Infeksi jamur terjadi ketika ada penyebaran bakteri. Saat Anda memakai kembali celana dalam yang kotor, sama saja Anda membiarkan bakteri dari hari sebelumnya menumpuk.
4. Jerawat dan masalah kulit
Tentu, Anda juga bisa mendapatkan jerawat dan ruam di area genital. Maka pastikan untuk mengganti celana dalam untuk mengurangi risiko menumpuknya kotoran dan minyak yang akan menyebabkan kemerahan, jerawat, iritasi, dan banyak lagi masalah kulit.
5. Peningkatan sekresi
Karena akumulasi kelembapan, sangat mungkin terjadi peningkatan sekresi cairan dan keluarnya cairan jika tidak mengganti celana dalam. Jadi, ketika bersentuhan dengan alat kelamin Anda, itu dapat memungkinkan bakteri masuk, yang dapat menyebabkan infeksi dan kondisi lainnya. Itu mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut, seperti antibiotik. (rdr/himedik)
Komentar