Selain itu, mahasiswa Teknik Elektro Unand tersebut mengatakan, aplikasi bot telegram juga akan memberikan notifikasi peringatan dan saran ketika faktor risiko pasien terkena penyakit jantung koroner tinggi.
“Notifikasi ditujukan kepada keluarga atau dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien penyakit jantung koroner. Tujuannya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan dapat ditangani dengan cepat,” katanya.
Muhammad Salman Ikhsan juga menjelaskan, alat tersebut juga menggunakan terapi dengan teknologi laser tingkat rendah dan terapi panas. Terapi ini dapat membantu pasien mengurangi penumpukan plak di pembuluh darah koroner, dan mencegah kambuhnya penyakit jantung.
Menurutnya, desain alat tersebut masih dalam bentuk prototipe/dalam tahap pengembangan. Ke depannya desain prototipe akan dibuat dengan bentuk yang lebih ergonomis agar nyaman dan mudah digunakan sehari-hari.
“Alat ini diharapkan dapat membantu masyarakat memonitor kesehatan dengan cepat dan tanpa biaya besar, serta memberikan bantuan yang signifikan bagi dokter dalam penanganan penyakit jantung koroner,” katanya. (rdr/ant)