“Alhamdulillah, kalau tidak salah sudah direkomendasikan pada 24 November kemarin, Indarung I menjadi Nasional Heritage. Selanjutnya, mari kita dukung menjadi World Heritage dan juga menjadi Memori of the World yang diawali dengan Memori Kolektif Bangsa bersama Arsip Nasional,” kata Rieke.
Dia juga menyampaikan ada hal penting terkait arsip-arsip tentang Pabrik Indarung I. Menurutnya, Pabrik Indarung I bukan hanya persoalan semen yang diproduksi dan digunakan untuk membangun berbagai insfrastruktur, seperti membangun Kota Amsterdam, Kota Den Haag dan beberapa kota penting lainnya di dunia, termasuk Singapura dan juga Indonesia.
Akan tetapi, Pabrik Indarung I Semen Padang sebagai pabrik semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara menjadi sangat penting, karena memperlihatkan sejauh mana kualitas semen bisa diproduksi dengan baik oleh Indonesia. Untuk itu, ia berharap road map Kawasan Indarung I dibuat lebih serius lagi.
Karena ini bukan hanya persoalan menjadi Memori of the World. “Buat apa menjadi memori kalau tidak bisa mengembalikan kejayaan dan kedualatan Indonesia atas semen nasionalnya.”
“Oleh karena itu, kami juga membutuhkan dukungan dari Kementerian BUMN untuk berkoordinasi dengan kementerian lain menyangkut moratorium izin pembangunan semen. Ini penting Pak Aria Bima, karena saya dengar akan dibangun pabrik semen dari luar, bukan semen industri nasional,” katanya.
Industri semen nasional, tambahnya, harus dapat dukungan politik dan dukungan dari negara. “Saya tidak yakin Semen Indonesia atau Semen Padang bisa survive kalau tidak ada dukungan politik dan negara terhadap industri semen nasional.”
“Karena, persoalan industri semen bukan hanya masalah produksi semen, tapi persoalan bagaimana insfrasturuktur Indonesia bisa dibangun dengan baik. Karena, pada akhirnya insfrasturktur menjadi sangat penting,” ujarnya. (rdr)

















