“Kini sudah lebih 300-an kampus yang berkolaborasi dengan konsorsium ini. Memang diawali dengan kampus dulu, karena para dosen perlu diberi juga pemahaman. Ketika pihak kampus dan dosen sudah paham, tentu akan mendelegasikan mahasiswa untuk ikut program tersebut,” katanya.
Sementara itu, Manajer Program Bangkit Academy, Monalisa Arcelia mengajak para mahasiswa Gen Z bisa mempelajari kompetensi kecerdasan artifisial (AI) di dan Bangkit Academy dan jadilah talenta digital yang dicari industri.
Sejak tiga tahun terakhir sudah ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di tanah air yang mengambil peluang untuk peningkatan kompetensi diri di Bangkit Academy.
“Bangkit Academy hadir sebagai program Studi Independen Bersertifikat (SIB) Kampus Merdeka, menawarkan kurikulum komprehenshif lebih 900 jam dan konversi sampai dengan 20 SKS,” katanya.
Bagi mahasiswa yang bergabung, kata Monalisa, terdapat materi bidang teknologi sehingga punya kemampuan buat website dan aplikasi lainnya.
Selanjutnya materi soft skill yang sesuai dengan kebutuhan pasar dunia kerja, dan materi bahasa Inggris.
“Tercatat 82 persen lulusan yang telah bekerja mengatakan bahwa Bangkit telah membantu meraih karir pertamanya. Ada lulusan dari Bangkit yang diterima bekerja di perusahaan google Singapura,” katanya.
Bahkan, pada tahun 2024 ini, Bangkit akan melatih 9.000 mahasiswa Indonesia dengan kompetensi unggul di bidang AI.
Ia menyampaikan, bagi mahasiswa yang berminat tahap pendaftaran di g.co/bangkit, mengisi form pendaftaran ulang, kerjakan tes seleksi, ikuti alur Kampus Merdeka/Kampus Merdeka Mandiri, dan selanjutnya tunggu hasilnya.
“Dalam program ini, selama satu semester tidak dipungut biaya kepada mahasiswa karena Bangkit mitra program MBKM Kemendikbudristek. Pelaksanaan kuliahnya secara hybrid,” tuturnya. (rdr/ant)