Menurutnya, tujuan utama Sekolah Lapang Iklim BMKG adalah mengubah informasi iklim teknis menjadi bahasa praktis petani, dengan penyuluh pertanian sebagai fasilitator serta meningkatkan pengetahuan iklim petani dan kemampuan mereka untuk mengantisipasi fenomena iklim tertentu dalam aktivitas usaha tani mereka.
“Nanti, selama LSI operasional berlangsung, kami bekerja sama dengan dinas terkait, LSM dan lainnya akan memberikan materi, pemahaman dan monitoring dari awal penanaman hingga panen,” katanya.
Sementara itu, Bupati Padangpariaman, Suhatri Bur, berharap SLI operasional mampu memberikan dampak langsung pada para petani karena sektor pertanian di daerah itu sangat potensial dan menyumbang pemasukan yang besar untuk daerah setempat.
“Semoga dengan adanya SLI ini, bisa menambah semangat para petani dan meningkatkan hasil panen mereka yang sebelumnya kurang dari empat ton per hektare bisa berlebih,” kata Suhatri Bur.
Ketua kelompok petani Al Muttaqin yang menjadi peserta LSI operasional, Yurnalis mengaku sudah tidak sabar belajar teknologi MTOT dan menilai pembaharuan dalam dunia pertanian sangat penting saat ini.
“Sekarang langsung ada pengejar dan pematerinya, semoga saja bisa membantu dan berdampak pada hasil panen,” katanya. (rdr/ant)