Radarsumbar.com
Kamis, 23 Maret 2023
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • Berita
  • EkBis
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Kabupaten Solok
    • Solok Kota
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Lifestyle
  • Hiburan
  • Opini
  • HOME
  • Berita
  • EkBis
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Kabupaten Solok
    • Solok Kota
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Lifestyle
  • Hiburan
  • Opini
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Radarsumbar.com
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • Berita
  • EkBis
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Sumbar
  • Lifestyle
  • Hiburan
  • Opini
Home EkBis

Media Gathering Semen Padang, Desi Anwar Beberkan Sejarah Perkembangan Media

Redaksi Redaksi
Selasa, 30/11/2021 | 22:00 WIB
Gathering PT Semen Padang bersama media.

Gathering PT Semen Padang bersama media.

ShareTweetSendShare

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Desi Anwar bercerita tentang perkembangan media dari era orde baru hingga di era demokrasi sekarang ini. Saat orde baru, TVRI bukan merupakan media yang dipahami sekarang ini, karena TVRI merupakan corong pemerintah, TVRI adalah platform pemerintah untuk memberikan informasi.

“Zaman orde baru media-media masih disensor oleh Menteri Penerangan dan saat itu tidak ada pers yang sifatnya bebas. Siaran berita di Indonesia hanya semacam informasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan pemerintah. Sedangkan yang sifatnya konflik dan masalah, itu adanya di program Dunia Dalam Berita,” katanya di media gathering (spesial event bersama media) Semen Padang, Selasa (30/11/2021).

Baca Juga

Jelang Ramadan, Semen Padang Serahkan 20 Bak Sampah untuk Masjid Raya Sumbar

Telkomsel Jaga Bumi Gandeng Volta, Hadirkan Bundling Motor Listrik

Pada awal tahun 1990-an, barulah lahir TV swasta pertama, yaitu RCTI yang menayangkan iklan untuk pertama kalinya di Indonesia dan ketika tidak ada namanya redaksi. RCTI didirikan ketika itu dengan tujuan bukan untuk memberikan informasi atau menciptakan iklim keterbukaan, tapi semata-mata untuk kepentingan bisnis.

“RCTI ketika itu tidak ada redaksi. Saya membuat namanya program Seputar Jakarta yang menayangkan kejadian seputar Jakarta. Ketika itu, kita tidak boleh menggunakan kata berita, karena berita hanya boleh disiarkan TVRI. Ini seolah-olah majalah yang sifatnya human interes yang isisnya tentang kehidupan sehari-hari di Jakarta,” ujarnya.

Setelah RCTI, barulah lahir berbagai televisi swasta lainnya seperti TPI, SCTV, Lativi, Indosiar dan lainnya, sehingga masyarakat Indonesia mulai dimanjakan oleh informasi dari televisi, dan bukan lagi dari majalah atau koran.

Bahkan ketika program Seputar Indonesia sangat populer, Seputar Indonesia menjadi siara berita sebenarnya yang akhirnya ditiru oleh TVRI, meskipun ketika itu kata berita belum bisa digunakan. Padahal secara informal, program-program Seputar Indonesia adalah program berita, tapi secara formal itu bukan program berita.

Menjelang krisis moneter, masyarakat Indonesia pun semakin haus terhadap informasi dan berita. Masing-masing televisi swasta pun mulai berkompetisi untuk mendapatkan share dan rating tertinggi, karena semakin tinggi ratingnya, maka semakin mahal harga tayang iklannya.

Kemudian ketika krisis moneter masuk ke Indonesia pada tahun 1997 dan reformasi bulan Mei 1998, sebenarnya semua ini sangat dipengaruhi dengan perjalanan televisi di Indonesia, sehingga membuat Indonesia menjadi negara yang sangat demokratis.

Hal itu bisa terjadi, karena masyarakat sudah terbiasa dengan berita, sehingga upaya untuk melarang pemberitaan seperti penembakan mahasiswa, penjarahan yang akhirnya bermuara pada reformasi dan unjuk rasa terus menerus dilakukan, membuat orde baru terpaksa berakhir, dan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya juga disiarkan di seluruh televisi.

“Pada sekejap mata, reformasi di Indonesia kran demokrasi pun dibuka. Dengan demokrasi ini, pers berbas-bebas sebebasnya, dan di sinilah dimulai perjalanan pers yang terbuka dan demokratis di Indonesia. Kebebasan berkespresi dan kebebasan bersuara,” ujarnya.

Dengan adanya demokrasi, masyarakat Indonesia haus terhadap politik, karena politik di zaman era orde baru tidak ada, hanya satu partai yang berkuasa, yaitu Golkar. Sedangkan partai lain hanya sebagai penggembira. Awal demokrasi, semua orang pun ingin berpolitik, semua orang ingin mendapatkan informasi berita.

Kemudian, lahirlah Metro TV, yaitu TV berita pertama. TV ini dibangun untuk merespons keinginan masyarakat terhadap hal-hal yang sifatnya berita dan kebanyakan berita itu sifatnya politik. Bahkan lebih dari 70 persen, programnya berita.

“Metro TV pun menjadi sebuah media yang tujuannya juga mengedukasi masyarakat tentang bagaimana kita berdemokrasi, karena peran Metro TV sebagai media, luar biasa penting untuk mengedukasi masyarakat berdemokrasi,” ujarnya.

Di era digital saat ini, media pers dituntut untuk berimigrasi ke digital, apalagi jumlah pengguna android yang bisa mengakses internet melebihi populasi Indonesia. Bahkan dari data Daily Time Spent, dalam sehari sekitar 202,6 juta internet user di Indonesia.

Kemudian dalam sehari, yang mengakses internet mencapai 8 jam 52 menit/hari. Waktu hampir 9 jam itu dimanfaatkan masyarakat untuk mengakses berbagai platform-platform, termasuk platform berita dari berbagai media dari gadget. Bahkan, pengguna gadget usia 13 tahun ke atas penggunanya mencapai 77,5 persen dan usia 18 tahun ke atas 69,1 persen.

“Artinya, mau tidak mau media pers harus memiliki aplikasi, dan pers harus bisa melakukan live streaming. Kalau tidak, media pers akan kehilangan orang-orang yang menggunakan gadget yang jumlahanya lebih dari 200 juta di Indonesia.”

“Jadi, media pers harus berimigrasi, harus menyediakan konten yang menarik dan disukai oleh user internet. Inilah yang menjadi tantangan media pers saat ini,” kata Desi pada Media Gathering dengan Host, Andayani Joseph dari Classy Corp. (rdr)

Tag: HeadlineMedia GatheringPilihan EditorSemen Padang

Baca Juga

Bantuan bak sampah terpilah dari Semen Padang untuk Masjid Raya Sumbar. (Dok. Humas)

Jelang Ramadan, Semen Padang Serahkan 20 Bak Sampah untuk Masjid Raya Sumbar

Selasa, 21/3/2023 | 22:31 WIB
Kolaborasi Telkomsel dan motor listrik Volta. (Dok. Telkomsel)

Telkomsel Jaga Bumi Gandeng Volta, Hadirkan Bundling Motor Listrik

Selasa, 21/3/2023 | 21:31 WIB
Layanan eSIM IM3. (Dok. IOH)

Layanan eSIM Kini Tersedia di Gerai IM3 Seluruh Indonesia

Senin, 20/3/2023 | 20:31 WIB
Jajaran Direksi Semen Padang kunjungi stand UMKM. (Dok. Humas)

Pesta Rakyat, Jajaran Direksi PT Semen Padang Kunjungi Puluhan Stand UMKM

Minggu, 19/3/2023 | 08:31 WIB
Selanjutnya
Gathering Semen Padang, Dirkeu Semen Padang: Media Punya Peran Penting

Gathering Semen Padang, Dirkeu Semen Padang: Media Punya Peran Penting

Gathering Semen Padang Bersama Media, Desi Anwar: Segera Berimigrasi ke Digital!

Ini Dia Peraih Penghargaan pada Event Media Gathering Semen Padang

https://pdf.ac/2fxDrB https://pdf.ac/2fxDrB https://pdf.ac/2fxDrB

BERITA POPULER

  • Kasdim Padang Meninggal Dunia, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

    Kasdim Padang Meninggal Dunia, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laporkan 6 Media Online ke Polisi, Ini Alasan Ketua DPRD Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Nama Baiknya Dicemarkan, Ketua DPRD Padang Lapor Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soal Media Dilaporkan ke Polisi, AJI Padang: Harusnya Gunakan Mekanisme UU Pers

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belasan Motor Curian Diamankan di Solok Selatan, Masyarakat Diminta Cek ke Polresta Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laporkan 6 Media Online ke Polisi, PWI Sumbar: Syafrial Kani Keliru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wanita yang Ditemukan Meninggal di Padang Sarai Ternyata Dibunuh, Gegara Hutang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Andre Rosiade: Rusma Yul Anwar Kader PDIP, Bukan lagi Gerindra!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tradisi Balimau di Padang Diguyur Hujan, Pengunjung Bubar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laporan Ketua DPRD Padang, Kasat Reskrim: Kita Koordinasi dengan Dewan Pers

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Radarsumbar.com

Radarsumbar.com © 2023

Laman

  • Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Follow

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • Berita
  • EkBis
  • Pendidikan
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Kabupaten Solok
    • Solok Kota
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Lifestyle
  • Hiburan
  • Opini

Radarsumbar.com © 2023