PADANG, RADARSUMBAR.COM – Tiga atlet cabang olahraga Gulat Sumatera Barat yang mendapat bantuan keberangkatan dari sumbangan yang dikumpulkan masyarakat Kabupaten Solok berhasil membawa pulang medali perak dari PON Papua XX 2021 di Merauke.
Ketiga atlet itu adalah Heru Fernandes, Gilang Ilhaza Fernandes dan Delfita yang berhasil meraih medali perak di tiga kelas berbeda. Heru mendapatkan medali perak di kelas 65 kilogram gaya bebas putra, Gilang meraih perak di kelas 74 kilogram gaya bebas putra dan Delfita mendapat perak di kelas 62 gaya bebas putri.
Ketiganya sebelum berangkat ke tanah Papua merasakan kekecewaan yang sangat dalam kepada Bupati Solok yang tidak memberikan perhatian berupa bantuan moril dan materi kepada meraka yang membawa nama daerah di kancah Nasional.
“Saya sebagai warga Kabupaten Solok saya kecewa. Memang kita berlaga di PON atas nama Sumbar tapi asal kami dari Kabupaten Solok. Bupati lama dulu sangat mendukung dan bupati baru ini masa tidak bisa memberikan kami perhatian dan ‘uang pambali gulo-gulo di jalan’,” kata atlet Gulat Sumbar Delfita.
Bupati tak mendukung, justru masyarakat yang mengumpulkan dana turun ke jalan untuk rekan-rekan asal Solok yang berjuang di PON Papua. Dirinya berharap Bupati Solok ke depan dapat lebih memperhatikan atlet Solok yang tak hanya membawa nama daerah saja namun jika mereka berlaga di iven Nasional apalagi Internasional.
“Saya hari ini mendapatkan perak dan ini sangat saya syukuri karena dalam kondisi cedera ACL yang cukup berat. Terima kasih kepada masyarakat Solok yang telah mau turun ke jalan dan menyumbang untuk kami. Maaf kami belum dapat membawa emas pulang ke Solok,” katanya.
Hal serupa juga dialami Heru Fernandes, dia yang lahir dan tumbuh besar di Kabupaten Solok merasakan kekecewaan yang sangat mendalam karena tidak ada perhatian dari bupati kepada para atlet. Padahal dirinya dalam lima tahun terakhir memberikan medali emas Porprov Sumbar untuk Kabupaten Solok secara berurutan dari 2010 hingga 2018.
Dirinya diberi pekerjaan dari jalur prestasi namun setelah dua tahun bekerja dibuang begitu saja dengan diberhentikan bersama ribuan tenaga kontrak lainnya melalui kebijakan Bupati. “Kita atlet Solok yang mewakili Sumbar di PON. Tak wajar kami diperlakukan demikian karena kami berprestasi apalagi warga yang beriur untuk kami,” kata dia.
Ia mengucapkan terima kasih kepada warga Solok yang telah memberikan iuran kepada para atlet dan ini bentuk loyalitas yang diperlihatkan kepada semua orang. “Kita bangga kepada warga Solok tapi bukan kepada Bupatinya,” kata dia.
Menurut dia keberhasilan mendapatkan medali perak ini dipersembahkan kepada istri, orang tua dan kakaknya serta warga Solok yang memberikan dukungan moral dan materil untuk berjuang di PON Papua. (ant/rdr)