Dalam hal spesifikasi, gim ini didesain agar dapat dimainkan dengan nyaman di ponsel menengah. “Kami tidak memberlakukan persyaratan spesifikasi ponsel yang terlalu tinggi.”
“Dengan ponsel yang memiliki RAM 4 GB, gim ini sudah bisa berjalan dengan baik, namun untuk pengalaman bermain yang lebih optimal, kami sarankan menggunakan ponsel dengan RAM 8 GB,” tambahnya.
Harapan besar juga disematkan pada BoG untuk masa depan. Rayyan berharap gim ini tidak hanya menjadi nomor eksibisi di PON, tetapi juga bisa dipertandingkan di ajang kompetisi internasional.
“Tentu harapan kami adalah BoG dapat dipertandingkan di PON berikutnya sebagai nomor yang akan memperebutkan medali, dan kami juga bercita-cita membawa gim ini ke tingkat regional, seperti SEA Games atau Asian Games,” ungkapnya.
Selain itu, Rayyan berharap masyarakat Indonesia, khususnya para pecinta gim, bisa lebih mengenal dan mendukung produk lokal seperti BoG.
“Kami berharap gim ini diterima oleh komunitas gamer di Indonesia. Bagi yang ingin mencoba pengalaman bertarung dengan sensasi budaya lokal, Battle of Guardian bisa menjadi pilihan utama,” pungkas Rayyan.
Kehadiran BoG di PON XXI tidak hanya menjadi langkah penting bagi kemajuan industri gim lokal, tetapi juga sebagai wujud nyata bahwa produk anak bangsa mampu bersaing di ranah E-sports dan memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah dunia. (rdr/infopublik)