JAKARTA,RADARSUMBAR.COM – Anggota DPR RI asal Sumatra Barat (Sumbar) Andre Rosiade menyayangkan kurangnya kepedulian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar terhadap olahraga, utamanya sepakbola.
Hal itu terlihat dengan tidak adanya perhatian terhadap klub kebanggaan urang awak Semen Padang FC (SPFC) yang akan berlaga di Liga 2 Indonesia yang akan segera bergulir.
Bahkan, Kabau Sirah — julukan Semen Padang FC seperti “dipalak” saja. Karena, lapangan sepak bola Stadion Haji Agus Salim disewa, sementara biaya rehab karena fasilitas yang rusak tak bisa dikompensasi sebagai biaya sewa. Semen Padang FC sudah menggelontorkan biaya rehab stadion Rp1 miliar untuk musim 2022. Tapi masih akan dibebankan juga sewa lapangan Rp10 juta per pertandingan Liga 2.
Pastinya bukan sekali dua kali Semen Padang FC memperbaiki Stadion Haji Agus Salim. Sayangnya aset yang dimiliki oleh Pemprov ini tidak pernah dilakukan perawatan sesuai dengan standar kelayakan gelaran iven olahraga nasional. Dan terkadang dipakai tidak sesuai dengan fungsinya sehingga setiap awal musim, SPFC mau tidak mau harus melakukan perbaikan untuk mengembalikan fungsi lapangan sepakbola dan fasilitas stadion layak dan lulus sertifikasi oleh PSSI.
“Gubernur Sumbar mestinya mengompensasikan biaya rehab untuk biaya sewa. Masa Gubernur tidak bisa membantu SPFC, klub kebanggaan Ranah Minang. Sewa yang kecil itu masa tak bisa diperhitungkan dengan biaya rehab,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar ini.
Andre Rosiade menegaskan, GOR Agus Salim yang rusak sudah diperbaiki, tapi sewa dipungut juga. Perbaikan dilakukan untuk memastikan stadion layak menjadi homebase (kandang) Semen Padang FC. Kalau tidak lolos, tentu harus mencari kandang baru untuk Kabau Sirah mentas di Liga 2. “Kenapa Semen Padang FC harus membayar lagi? Apa memangnya SPFC dari planet lain? Padahal ini klub kita bersama,” ujar Andre yang juga Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Menurut Andre, selama ini retribusi yang selalu dikutip oleh pengelola GHAS (GOR H Agus Salim) Padang sepertinya perlu dipertanyakan. Apakah dikembalikan untuk perbaikan fasilitas GOR atau dipakai untuk keperluan lainnya. Karena sepertinya tidak ada perbaikan, kecuali Semen Padang akan berlaga di Liga Indonesia.
“Jika dibandingkan dengan daerah lain, pemerintahnya, baik provinsi dan kabupaten/kota bahu-membahu bersama klub di daerah tersebut untuk memajukan sepakbola daerahnya. Pemerintah harusnya berkontribusi sebagai pemilik aset stadion menyediakan stadion yang layak dan memenuhi standar dari PSSI,” kata Andre.
Andre Rosiade mengatakan, harapan masyarakat terhadap penyelesaian Stadion Utama Sumbar di Lubuk Alung, Padangpariaman juga sepertinya tidak berujung. Karena saat ini tidak terdengar lagi kelanjutannya. “Mudah-mudahan pemerintah ke depannya bisa lebih memperhatikan fasilitas olahraga yang layak untuk kemajuan sepakbola Sumbar sendiri,” kata anggota Komisi VI ini.
Sebagai penasehat Semen Padang FC, Andre juga telah berkontribusi membantu klub mencari pendanaan untuk mengarungi musim liga. “Sebagai penasehat tim, saya sudah berupaya mencarikan anggaran sponsor yang jumlahnya mencapai Rp14,3 miliar. Masa urusan stadion saja Pemprov Sumbar tidak bisa membantu,” kata Andre Rosiade yang sejak kecil menjadi fans Semen Padang FC ini. (rdr)