BOLA, RADARSUMBAR.COM – Sepakbola Indonesia sejak tahun 1910-an sejatinya memang telah eksis. Dengan kata lain, masyarakat di Tanah Air sudah bertanding bola sejak zaman penjajahan Belanda.
Pertandingan sepakbola yang mulai digelar itu selaras dengan munculnya beberapa klub sepakbola di Indonesia. Klub-klub ini yang pada akhirnya menggawangi munculnya kompetisi sepak bola di Tanah Air.
Berikut daftar 10 klub sepakbola tertua sepakbola di Indonesia seperti dirangkum Radarsumbar.com dari berbagai sumber:
1. PSM Makasar (1915)
PSM Makasar lahir pada 1915, kala itu klub yang memiliki julukan Ayam Jantan Dari Timur ini bernama Makasar Voetbal Bond (MVB). Kemudian pada tahun 1940, MVB berganti nama menjadi PSM Makasar.
Saat ini, PSM Makasar merupakan salah satu raksasa di Liga 1 dan menjadi wakil Indonesia serta berpotensi jadi satu-satunya klub yang mencapai final AFC Cup 2022 antar klub.
2. PPSM Sakti Magelang (1919)
Lahir dengan nama Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) pada tahun 1919, PPSM Sakti Magelang sempat bermain di kasta kedua sepakbola Indonesia. Klub asal Magelang ini merupakan salah satu klub Indonesia yang ikut mendirikan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
3. Persis Solo (1923)
Bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) pada awal kemunculannya di Surakarta, tahun 1923, Persis Solo merupakan salah satu klub sepak bola tertua di Indonesia.
Klub yang dijuluki Laskar Samber Nyawa ini bermain di Liga 1 Indonesia dan mempunyai suporter dengan nama Laskar Pasoepati. Saat ini, Persis Solo dimiliki oleh Kaesang Pangarep, putra Presiden RI Joko Widodo.
4. Persisam Samarinda (1925)
Persisam United (atau singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Samarinda United) adalah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Stadion Madya Sempaja, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Tim ini dulu berkompetisi di Liga 3 Zona Kalimantan Timur.
Persisam United merupakan klub penerus dari Persisam Putra Samarinda yang kini telah berubah menjadi Bali United FC dan pernah menjadi juara di Liga 1 musim 2019 dan musim 2021/2022 serta runner-up di Liga 1 musim 2017.
5. Persipura Jayapura (1925)
Lahir pada 1925 di Timur Indonesia, Persipura kini merupakan salah satu tim terkuat di Indonesia. Persipura bahkan telah melahirkan legenda Timnas Indonesia, Boaz Solossa. Tim dengan julukan Mutiara Hitam ini pernah beberapa kali menjuarai level teratas sepak bola Indonesia.
Persipura juara Divisi 1 dua kali pada 1979 dan 1993, Liga Super Indonesia pada 2008, Divisi Utama Liga Indonesia pada 2005, dan Community Shield Indonesia 2009. Klub langganan juara ini pun sempat tampil pada ajang sepak bola terbesar di Asia, AFC Cup 2014, namun harus terhenti di semifinal.
Kini, Persipura benar-benar terpuruk setelah tim yang selalu bercokol di kasta tertinggi Liga Indonesia ini turun ke kasta kedua. Persipura Jayapura harus berjuang lagi untuk bisa kembali ke tatanannya semula di Liga 1.
5. Persebaya Surabaya (1927)
Persebaya Surabaya lahir pada tahun 1927 dengan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Sebelum berganti nama menjadi Persebaya, klub ini sempat mengganti nama mereka menjadi Persebaja pada 1943.
Klub ini kembali ke kasta tertinggi sepakbola indonesia musim ini telah menunjukan performa baik di musim 2018/2019, dan mampu bertengger di posisi sepuluh besar Liga 1 Gojek ketika itu dan bertahan hingga saat ini.
6. PSIS Semarang (1928)
Klub yang memiliki julukan Mahesa Jenar ini lahir pada 1928 dengan nama Tots On Doel (TOD). PSIS Semarang yang kini bermain di Liga 1 Indonesia sempat tersandung skandal besar dalam sepak bola, Calciopoli pada tahun 2014 yang mencoreng nama klub dan juga sepakbola Indonesia.
7. Persija Jakarta (1928)
Persija mungkin adalah klub yang paling banyak diketahui masyarakat Indonesia saat ini, karena rivalitas mereka dengan Persib Bandung yang sangat fenomenal. Bukan hanya klubnya saja, suporter mereka yang bernama The Jak pun namanya terdengar di mana-mana.
Klub dengan julukan Macan Kemayoran ini pun melahirkan legenda sepakbola Indonesia, yaitu Bambang Pamungkas. Persija sendiri dianggap salah satu klub di Asia Tenggara yang memiliki fans fanatik.
8. PSBI Blitar (1928)
PSBI Blitar memiliki latar belakang yang menarik, lantaran klub asal blitar ini merupakan kesatuan sepakbola Indonesia sebelum terbentuknya PSSI. Klub dengan julukan Singo Lodro ini kini bermain di kasta ketiga sepak bola Indonesia.
9. PSP Padang (1928)
Menyebut nama PSP Padang (Persatuan Sepakbola Padang) mengingat sejarah panjang persepakbolaan tanah air. Sebab, PSP Padang memang bukan tim kemarin sore, Pandeka Minang (julukan PSP) terlahir lebih dulu dari republik ini, pada tahun 1928.
Tahun 1928, dengan nama Sport Vereniging Minang (SVM) yang diketuai oleh Dr. Hakim dalam ini bernaung organisasi sepakbola Padang yang dikenal engan Ilans Padang Electal (IPE), yang menjadi cikal bakal lahirnya PSP Padang.
Masih pada tahun 1980-an, persisnya pada era kepemimpinan Syahrul Ujud (Wali Kota Padang waktu itu), kali pertama PSP masuk ke Divisi Utama. Pada tahun itu pula berdiri stadion yang diberi nama Stadion Agus Salim yang merupakan bekas arena Pacuan Kuda Rimbo Kaluang.
PSP diarsiteki oleh Jenniwardin (1986-1987). Sayangnya, PSP tak mampu mengimbangi tim-tim perserikatan lainnya. Alhasil, tim PSP yang bermaterikan permain seperti: Dahlan, Mai, Aldi Hendra Susila dan Delfi Adri menemui nasib tragis, terlempar ke Divisi I ketika itu.
Saat ini, PSP Padang berlaga di Liga 3 Indonesia dan kalah pamor dengan tim satu kampungnya yang dimiliki oleh perusahaan semen terbesar yakni, Semen Padang FC. Bahkan, Semen Padang FC ini pernah menjadi juara Liga Primer Indonesia musim 2011-2012 dan Divisi 1 Galatama tahun 1982-1983.
10. PSIM Yogyakarta (1929)
Klub sepak bola dengan julukan Laskar Mataram ini lahir pada 1929. Ketika itu PSIM Yogyakarta masih bernama Persatuan Sepakraga Mataram (PSM). Kemudian pada 1930 berganti nama menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM).
Bergantinya nama ini merupakan tuntutan pergerakan bangsa untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. PSIM Yogyakarta menjadi salah satu konsestan di Liga 2 Indonesia. (rdr)