Menghadapi Meksiko, Brasil tidak bisa memenangi pertandingan dengan bermain imbang 0-0 di waktu normal dan babak tambahan yang membuat laga dilanjutkan dengan adu penalti.
Pada babak adu penalti, Brasil memastikan diri lolos ke partai final Olimpiade dengan skor 4-1. Di sisi lain, Spanyol berhasil mengunci posisi juara Grup C setelah meraih satu kemenangan melawan Australia dan dua hasil imbang melawan Mesir dan Argentina.
Pada akhirnya Spanyol lolos ke perempat final sebagai juara grup dan ditemani oleh Mesir yang berada di peringkat kedua.
Pada perempat final, Spanyol berhadapan dengan Pantai Gading dan harus menunggu hingga menit akhir untuk menyamakan kedudukan setelah sebelumnya tertinggal 1-2. Saat itu, pemain pengganti Rafa Mir berhasil tampil sebagai pahlawan setelah mencetak gol di akhir tambahan waktu babak kedua.
Di babak perpanjangan waktu, Rafa Mir lagi-lagi menjadi pahlawan Spanyol dengan mencetak dua gol tambahan yang membuat mereka menang atas Pantai Gading 5-2. Di semifinal, Spanyol menemui tuan rumah Jepang dan kembali dipaksa bermain imbang 0-0 hingga waktu normal usai.
Kali ini, pemain Real Madrid Marco Asensio menjadi pahlawan dari Spanyol setelah mencetak gol pada menit ke-115 yang sekaligus mengubur harapan Jepang lolos ke partai final untuk pertama kalinya.
Brasil menyamai pencapaian Argentina, Uruguay, dan Hungaria dengan berhasil menjuarai cabang sepakbola putra sebanyak dua kali secara beruntun.
Argentina menyabet medali emas di Olimpiade Athena 2004 dan Beijing 2008. Jauh sebelumnya, tim Uruguay dan Hungaria juga pernah berhasil melakukan ini ketika format Olimpiade cabang sepakbola putra masih dibela oleh tim senior.
Uruguay berhasil juara pada Olimpiade Paris 1924 dan Amsterdam 1928, sedangkan Hungaria melakukan hal tersebut pada Tokyo 1964 dan Mexico City 1968. (*)