“Ketiga, Kemenkeu bersama Menko PMK juga diminta untuk menyiapkan LPDP atlet. Di mana bisa dimulai dari usia 14, ini tentu ada hubungannya dengan sepakbola. Tentu akses dana LPDP bisa digunakan untuk sepakbola,” tegas Erick Thohir.
Poin keempat adalah, PSSI dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) siap membuat program untuk meningkatkan jumlah wasit dan pelatih sepakbola di Indonesia. Nantinya, wasit dan pelatih ini akan disiapkan dari guru-guru olahraga di sekolah yang akan ditugaskan sesuai strata masing-masing.
“Keempat, kami akan mensinkronisasikan dengan Kemendiknas untuk membuat program melipatgandakan jumlah wasit dan pelatih. Artinya, guru-guru olahraga di Indonesia yang berminat untuk menjadi pelatih atau wasit sepakbola akan kami daftarkan dan training bersama FIFA,” ucap Erick Thohir.
“Hingga nanti jumlah dari wasit dan pelatih nasional tidak seperti hari ini, yang jumlahnya sangat sedikit. Nanti, guru-guru SD bisa memilih menjadi pelatih sepak bola untuk strata yang SD atau yang muda. Kalau guru sekolah ingin menjadi wasit yang strata SMA dia bisa untuk remaja,” ucap Erick Thohir.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada presiden karena cintanya untuk sepakbola tidak perlu dipertanyakan karena itu kita melakukan informasi kepada asprov-asprov bahwa ini harus digulirkan. Kita punya komitmen yang sama untuk sepakbola Indonesia,” tutupnya.
Dalam workshop ini, PSSI dan para Asprov juga membahas mengenai keorganisasian di Asprov, kompetisi, wasit, pelatih, pemain usia muda, dan lain-lain. (rdr)