Rafli Mursalim
Sempat digadang-gadang jadi striker masa depan Timnas Indonesia karena penampilan eksplosif di Timnas U-19, Rafli Mursalim kalah bersaing di pentas Liga 1. Karenanya Liga 2 bisa jadi ajang pembuktian pemain kelahiran Tangerang, 5 Maret 1999, itu. Membela Dewa United Martapura FC yang ditangani Kas Hartadi bisa menjadi panggung Rafli.
Anak pesantren ini bisa membuktikan dirinya pantas menjadi juru gedor tim yang dihuni banyak pemain level Liga 1. Saat membela Mitra Kukar Rafli sempat mengoleksi empat gol. Ini menjadi catatan terbaiknya sebelum usia 20. Kini Rafli telah berusia 22, yang itu jadi tenggat usia untuk membuktikan pantas di kompetisi utama.
Rendy Juliansyah
Nama Rendy Juliansyah mentereng saat membela Timnas Indonesia U-16. Namun sinarnya meredup di Timnas Indonesia U-19. Walau sempat berlatih di Spanyol, Rendy memilih tak bergabung dengan klub-klub Liga 1. Striker yang bertransformasi menjadi gelandang dan winger ini memilih Rans Cilegon FC karena ia punya kesempatan mendapat banyak jam terbang.
Ini diyakini bisa menopang karier sepak bolanya yang masih hijau. Dengan bimbingan pemain gaek seperti Cristian Gonzales di Rans Cilegon FC, bukan tak mungkin Rendy menjelma jadi pemain yang tajam. Jika pemain berdarah Palembang ini menjanjikan, kans tampil di luar negeri akan terbuka.
Sutan Zico
Talenta Sutan Diego Zico bersama Timnas Indonesia U-16 dan U-19 tak diragukan. Namun Zico sempat menjadi perdebatan nasional setelah dicoret Shin Tae Yong karena kepribadiannya sebagai atlet yang kurang pas. Bersama AHHA PS Pati Zico berkesempatan membuktikan diri. Pilihan meninggalkan Persija dan tampil di Liga 2 2021 harus dibuktikan dengan kualitas, jika tidak ingin namanya makin tenggelam.
Sejauh ini, dalam laga-laga uji coba klub, Zico tampil cukup mengesankan. Namun itu tidak cukup, karena ajang pembuktian sesungguhnya adalah kompetisi. Jika stabil, Zico bisa menancapkan hegemoninya. (rdr)
sumber: CNN Indonesia