BOLA, RADARSUMBAR.COM – Harapan PSMS Medan untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1, kembali kandas setelah gagal lolos ke babak 8 besar Liga 2 musim 2024-2025.
Di bawah asuhan pelatih Nil Maizar, ekspektasi tinggi yang disematkan pada tim berjuluk Ayam Kinantan itu berakhir dengan kekecewaan.
Tidak hanya gagal promosi, PSMS kini harus bertarung di play-off degradasi untuk bertahan di Liga 2.
Nil Maizar, yang sebelumnya digadang-gadang mampu membawa PSMS Medan ke Liga 1, justru belum mampu memberikan hasil maksimal.
Tidak hanya gagal mengangkat performa tim, Nil Maizar bahkan membawa PSMS Medan pada kemerosotan.
Dibandingkan musim lalu, di mana PSMS sempat mencapai babak 8 besar, musim ini mereka harus terhenti lebih awal dan menghadapi ancaman degradasi.
Kepastian PSMS Medan gagal melangkah ke babak 8 besar terjadi setelah PSKC Cimahi memastikan tempat terakhir dari Grup 1 Zona Barat.
PSKC Cimahi mengamankan posisi tersebut usai meraih kemenangan penting atas Persikota Tangerang dengan skor tipis 1-0 dalam pertandingan krusial di Stadion Benteng Reborn, Minggu (5/1/2025).
Dengan hasil tersebut, PSKC Cimahi menyusul Persiraja Banda Aceh dan PSPS Pekanbaru sebagai tiga tim teratas yang melaju ke babak 8 besar.
Persiraja kokoh di puncak klasemen dengan 30 poin, diikuti PSKC Cimahi (27 poin) dan PSPS Pekanbaru (26 poin).
PSMS Medan kini menghadapi situasi sulit. Sejak terdegradasi dari Liga 1 pada tahun 2018, klub legendaris ini telah bergonta-ganti pelatih, dengan total sembilan nama berbeda mencoba mengembalikan kejayaan tim.
Namun, hasilnya tetap nihil. Kegagalan demi kegagalan hanya memperpanjang derita klub yang pernah menjadi salah satu raksasa sepak bola Indonesia.
Kegagalan ini memunculkan pertanyaan besar mengenai masa depan PSMS Medan. Apakah manajemen akan kembali merombak tim dan staf kepelatihan?
Atau justru mencoba membangun konsistensi dengan memberi kesempatan lebih lama pada Nil Maizar? Satu hal yang pasti, perjuangan PSMS Medan musim ini belum usai.
PSMS adalah simbol kebanggaan Sumatera Utara. Mereka harus berjuang di play-off degradasi untuk mempertahankan eksistensi di Liga 2.
Namun, tanpa perbaikan signifikan, baik dari sisi manajemen, strategi, maupun mental pemain, ambisi untuk kembali ke Liga 1 hanya akan menjadi angan-angan yang terus tertunda.
Dukungan penuh dari seluruh elemen, termasuk suporter fanatik mereka, menjadi kunci agar Ayam Kinantan kembali terbang tinggi di kancah sepak bola nasional. (rdr)