“Beruntung kita tidak dihukum, karena bisa dihukum 8 tahun waktu itu. Jadi (sepakbola) kita itu sebenarnya belum baik,” ujarnya menambahkan.
Dari penyelenggaraan musim lalu, memang masih ada beberapa kasus pelanggaran yang dilakukan oknum suporter. Klub-klub peserta yang jadi korbannya karena harus menanggung pembayaran denda ke Komite Disiplin (Komdis) PSSI akibat ulah yang dilakukan oknum suporter.
Masalah-masalah tersebut juga menjadi catatan PSSI bahwa hal yang berkaitan suporter belum sepenuhnya membaik. Mengizinkan suporter tim tamu hadir ke stadion masih berpotensi menghadirkan risiko yang tidak diinginkan di Liga 1.
“Jangan sampai suporter lain jadi korban karena oknum. Jangan juga klub jadi korban akhirnya ada oknum yang membuat kerusuhan.”
“Klub yang jadi korban (rugi karena denda). Itu nanti hukumannya selain denda, kurang poin, tidak boleh ada penonton,” ucap Erick Thohir.
“Akhirnya klub yang dicintai akhirnya dirugikan. Kalau di Italia dan Inggris bisa, masa Indonesia tidak bisa. Kuncinya bagaimana transformasi sepak bola harus dihormati.”
“FIFA memberikan jeda 2 musim, ini musim kedua, data base harus segera diselesaikan dan semoga FIFA memberi kelonggaran,” tuturnya.
“Semua oknum suporter yang terindikasi bakal rusuh bisa dicegah sejak dini. Mudah-mudahan suporter bisa mendukung rencana ini,” katanya lagi. (rdr)