Sudah seperti musiman menjelang pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan muncul hoax politik yang menyerang elektabilitas Buya Mahyeldi selaku Gubernur Sumatra Barat, beserta bakal calon wakilnya Vasko yang hari ini diprediksi menang.
Oleh: Yohanes Wempi (Anggota F-PKS DPRD Padang Pariaman 2009-2014)
Perlu dijelaskan hoaks politik yaitu berita bohong tentang politik yang digunakan sebagai propaganda untuk memprovokasi masyarakat agar (Page 8 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 39 | September 2019 8) terpengaruh sesuai konten berita, konten bully medsos, dan lainnya.
Sekarang Penulis lihat dimedia sosial melalu buzzer tak bertanggung jawab melakukan serangan brutal pada Buya Mahyeldi tanpa ada landasan kasus yang jelas. Seolah tuduhan diluncurkan tanpa mempertimbangkan etika, tampa melihat bahwa ungkapan, konten hoax akan bisa dibawa ke ranah hukum.
Hoax yang diciptakan dilakukan melalui gerakan politik untuk menjatuhkan dan menurunkan elektabilitas Buya Mahyeldi yang saat ini sedang dicintai masyarakat dan umat sangat masif dan keterlaluan.
Buya Mahyeldi saat ini fokus menyelesaikan tugas periode pertama Gubernurnya menjalankan target RPJMD yang telah disepakati bersama oleh DPRD Sumbar dan pihak eksekutif.
Hoak politik yang beredar jika tidak hati-hati ini bisa menjadi pembenaran, andaikan tidak difilter masyarakat. Tapi Penulis yakin bahwa masyarakat Indonesia masih menjunjung asas praduga tak bersalah.
Maksudnya asas praduga tak bersalah dapat diartikan bahwa setiap orang wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan. Asas ini diatur dalam KUHAP dan UU Kekuasaan Kehakiman, selain itu terdapat juga dalam UU HAM yang perlu dijunjung tinggi.
Namun secara pribadi, Buya Mahyeldi menurut bacaan Penulis tidak akan menghiraukan atau tidak peduli dengan hoaks politik yang hari ini berseliweran di group WA, di medsos dan lainnya.
Posisi maju jadi berpasangan dengan Vasko untuk periode kedua Gubernur/Wakil Gubernur sudah merupakan takdir politik untuk kebaikan masyarakat Sumbar yang perlu dihormati.
Tapi yang namanya hoax politik tidak hanya mengenai Buya Mahyeldi-Vakco saja saat ini, tokoh-tokoh lain yang akan maju juga mendapatkan nasib yang sama jika tidak benar-benar bersih. (*)