Budaya Piaman ‘Sikakaa’, Durian Jatuah Orang Boleh Ambil

Sikakaa duyaan adalah individu atau kelompok orang mencari/mengambil durian tengah malam, pada batang pohon yang tidak ditunggui/huni oleh pemiliknya.

Yohanes Wempi. (dok. pribadi)

Yohanes Wempi. (dok. pribadi)

Follow WhatsApp Channel, Telegram, Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru

Budaya orang Piaman dimusim durian itu memang unik dan bersosial tinggi. Andaikan ada buah durian, buah ambacang, buah karambie dan buah lainnya, jika jatuh karena takdir Allah SWT maka orang/warga yang lewat boleh mengambil disaat pemiliknya tak ada.

Oleh Labai Korok: Pemerhati Sosial

Budaya sosial seperti itu sudah turun temurun semenjak Syek Burhanuddin terjadi sampai hari ini. Penulis melihat nilai toleran sampai keadaan yaitu jika buah itu jatuh dari pohon, orang lewat mengambilnya, lalu diluar areal batang dilihat oleh pemilih pohon buah itu, tahu pemiliknya maka tak akan pernah dimintak lagi buahnya, atau takan pernah dimarahi orang yang mendapat buah tersebut.

Begitu tolerannya budaya orang Piaman tentang buah jatuh bisa diambil tersebut, maka ada kebiasaan urang piaman secara turun temurun terjadi, juga ada budayanya “sikakaa duyaan”.

Sikakaa duyaan adalah individu atau kelompok orang mencari/mengambil durian tengah malam, pada batang pohon yang tidak ditunggui/huni oleh pemiliknya.

Sikakaa duyaan ini akan mendatangi semua batang durian yang berbuah, andaikan dilokasi bangka (sekitar batang) itu ada buah durian lalu diambil dan dikumpulkan.

Pengalaman orang yang melakukan sikakaa duyan tersebut, akan mendapatkan buah sangat banyak karena mereka akan mendatangi semua pohon durian yang ada dalam korong, nagari, daerahnya.

Setelah sikakaa dapat buah durian, jika mereka berkelompok akan dibagi rata hasil usahanya, jika pribadi terkadang ada yang dibawa kepasar, kewarung/lapau untuk dijual, didapatkan uang.

Terkadang orang yang melakukan sikakaa duyan tersebut juga memiliki budaya sosial tinggi, andaikan ada warga yang tahu orang tersebut sikakaa duyan maka boleh juga meminta, akan dikasih sama orang sikakaa duyan tersebut.

Unik memang budaya Piaman sikakaa duyan tersebut, namun Penulis sangat berbangga karrna budaya itu masih dilakukan sampai hari ini, masyarakat Piaman senang dan bahagi dengan budaya sikakaa duyan tersebut.

Secara budaya Piaman, lalu dilihat oleh orang diluar Piaman, dipastikan budaya itu dianggap aneh. orang hanya lewat, lalu durian/buah-buahan lain jatuh, kita bisa ambil tampa beban, lalu orang yang menjadi pemilik tidak marah, malah senang duriannya diambil orang lalu untuk dinikmatinya.

Secara pribadi Penulis pernah pertanyakan pada tetua di Piaman mengapa budaya itu terjadi, lalu mereka menjawab bahwa itu budaya yang pernah diajarkan oleh Syekh Burhanuddin, budaya ulama besar itu sampai sekarang masih dijalankan atau dipalai oleh urang Piaman.

Menurut Penulis didalam islam juga ada namanya budaya itsar, menurut penjelasanya Itsar adalah sikap, budaya mengutamakan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri, ini budaya islam yang sangat tinggi nilai sosialnya jika merujuk kepada kisah Rasulullah. (**)

Exit mobile version