Oleh:
Erizal (Politisi Partai Gelora)
SBY, Jokowi, dan Prabowo, akhirnya bertemu. Bertemu bukan dalam urusan politik, tapi menghadiri undangan pernikahan putra bungsu Hatta Rajasa, Rasyid Rajasa, dengan cucu Jusuf Kalla, Tamara Kalla.
Wajar ketiga presiden itu hadir. Yang menikah adalah anak mantan menteri dan cucu mantan wakil Presiden dua periode. Ketiganya akrab saling sapa, bertanya kabar. Presiden Prabowo malah sempat bertanya ke Presiden Jokowi, arti dari kata cawe-cawe; berasal dari bahasa mana?
Cawe-cawe itu ikut-ikutan, pengen ikut-ikutan, “jelas Presiden Jokowi. Kalau begitu saya ingin cawe-cawe juga ke Pak SBY, “balas Presiden Prabowo, yang disambut gelak-tawa para hadirin. Kalau ke Pak SBY boleh, kalau ke saya nggak boleh, “balas Presiden Jokowi lagi.
Ini menambah gelak-tawa para hadirin. Ini bukti hubungan pribadi ketiga presiden kita baik-baik saja. Tak ada masalah. Modal besar bagi masa depan negara-bangsa kita. Hubungan yang baik adalah kunci.
Sayang Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri tak memenuhi undangan pernikahan putra bungsu Hatta Rajasa dan cucu Jusuf Kalla itu. Jadi kurang lengkap. Megawati memilih terbang ke Roma menghadiri acara World Leaders Summit dan bertemu Paus Fransiskus di Vatikan.
Tentu acara itu lebih penting ketimbang hanya sekadar menghadiri acara undangan pernikahan. Tapi, entahlah. Orang-orang hebat ini ingin hadir atau tidak dalam suatu acara itu bisa disiasati sehingga hadir atau tidaknya mereka seolah-olah alami dan bisa dipahami.
Tentu saja Megawati tak bermaksud menunjukkan kelasnya di hadapan SBY, Jokowi, dan Prabowo, dengan menghadiri acara besar di luar negeri itu ketimbang menghadiri acara pernikahan di dalam negeri.
Apalagi Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla tak terdengar bermasalah pula dengan Megawati. Justru kedua tokoh ini terkenal memiliki hubungan yang baik dengan Megawati. Kelas keempat presiden kita ini sama tinggi dan baiknya. Tak bertemu dalam acara pernikahan itu soal jodoh persis berjodohnya putra Hatta Rajasa & cucu Jusuf Kalla itu.