Kita perlu menghidupkan dan membudayakan kehidupan literasi diawal maju menjadi seorang Ketua atau pemimpin yang mengurusi kepentingan publik seperti dunia olahraga ini.
Kita jelaskan literasi tentang olahraga yang Kita hadirkan adalah kemampuan untuk membaca keadaan dunia olahraga dan menulis gagasan agar ada solusinya, serta mengolah dan memahami informasi dari berbagai sumber yang akurat dari semua Cabor, KONI Kabupaten/Kota.
Lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis secara harpiah, buku ini juga mencakup kemampuan untuk berpikir kritis, berkomunikasi, dan beradaptasi dengan perubahan zaman didunia olahraga.
Kita meyakinkan dengan adanya buku yang diterbitkan disaat maju jadi Ketua KONI Sumbar nanti, langkah awal budaya Ketua itu jelas pemikirannya, ini akan memberikan gambaran pada publik olahraga memilih itu tidak sekedar kepentingan keberpihakan terhadap penguasa, tapi juga ada nilai-nilai yang diukur dari kemampuan kemana akan dibawa kapal olahraga ini kedepan.
Buku yang akan dilaunching sebelum diadakan rapat kerja (Raker) dan musyawarah olahraga kedepan, ini sebagai simbol bahwa KONI Sumbar telah memulai memiliki budaya baru dalam memilih Ketuanya.
Begitu juga hal lain, yang selama ini pergantian Ketua KONI Sumbar itu selalu dalam bentuk tidak wajar atau merupakan budaya tidak menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila maka proses regenerasi KONI Sumbar 2025 diharapkan terbentuk budaya baru juga seperti budaya dimana kepengurusan Ronny Pahlawan bisa berakhir dengan soft landing, Tanpa ada ribut-ribut dan cawe-cawe yang membuat olahraga ini gaduh.
Saatnya dunia olahraga Sumbar memiliki budaya baru, budaya dimana semua pelaku olahraga kompak, semua Cabor kompak, KONI Kabupaten atau Kota kompak tanpa dipengaruhi orang luar tidak terlibat dalam olahraga. (**)

















