Dalam uji coba produksi rendang di pabrik Bulgaria, COO Bella, Ltd, Dimitar Mitev menyampaikan keyakinannya bahwa rendang akan sukses di pasar global. “Kami akan mengajarkan masyarakat Eropa bagaimana cara mengkonsumsi rendang agar terasa nikmat mengikuti ala Eropa,” ujarnya.
Untuk diketahui, perusahaan Bella memiliki rantai distribusi dan juga sebagai market leader produk makanan di Balkan. Perusahaan ini memiliki gudang logistik dengan luas 54 ribu meter, dengan 160 distributor yang tersebar di Bulgaria.
Sebagai investasi tahap awal, lanjut Dimitar Mitev, pihaknya menargetkan untuk memproduksi lebih dari 18 ton per bulan ke seluruh Bulgaria dan Eropa. Jika pasarnya mulai melebar, Bella akan menambahkan lagi mesin produksinya.
“Kami bisa pastikan rendang ini bisa dinikmati oleh masyarakat Muslim karena telah kami lengkapi juga dengan sertifikasi halal,” tegasnya.
Menparekraf Sandiaga Uno memantau secara daring aktivitas uji coba dan produksi perdana Rendang Padang di Bulgaria. Dalam kesempatan ini, Sandiaga merasa sangat bangga dan mengapresiasi ‘gercep’ alias gerak cepat KBRI Sofia dalam menjalankan program ISUTW.
“Kami berharap diplomasi gastronomi ini terus dilakukan, dan produksi rendang di Eropa membawa kebaikan dalam percepatan kebangkitan ekonomi di tanah air dengan melibatkan pelaku UKM Indonesia,” kata ‘Mas Menteri’ tentang program ‘Rendang Goes to Europe’ ini.
William W. Wongso yang ikut serta dalam proses uji coba menyatakan bahwa tahap pertama ini adalah uji coba terutama untuk penyesuaian dengan kualitas daging sapi. “Untuk rasa sudah seperti rendang Indonesia. Jika semuanya siap diharapkan sudah bisa dipasarkan awal tahun 2023,” ungkapnya pada detikfood (7/10/2022).
Pakar kuliner ini juga menyebutkan bahwa rendang Indonesia yang diproduksi di Bulgaria sudah mendapatkan sertifikat halal. “Sudah ada sertifikat halal Bulgaria untuk pasar Timur Tengah dan Eropa,” pungkasnya. (rdr/detik.com)