Namun, menurutnya, masih belum banyak masyarakat yang mengetahui tentang pembiayaan UMi di Sumbar. Untuk itu pihaknya menggelar program literasi UMi di berbagai daerah di Sumbar.
“Kami informasikan tentang UMi ini sebagai salah satu alternatif pembiayaan bagi usaha ultra mikro, agar tidak terjerumus pada rentenir,” ujarnya lagi.
Kendala lain, menurutnya, adalah masih belum banyak lembaga yang menjadi penyalur UMi di Sumbar. Saat ini lembaga penyalur hanya PNM, Pegadaian, dan lima unit koperasi.
“Kita berharap ke depan akan lebih banyak lembaga penyalur, sehingga masyarakat makin mudah untuk mengakses,” katanya.
Selain itu margin atau bunga untuk pembiayaan UMi di lembaga penyalur relatif tinggi. Untuk PNM dan Pegadaian rata-rata 19 persen.
“Untuk dua lembaga ini, pemerintah tidak bisa melakukan intervensi, tetapi kalau untuk koperasi tentu ada ruang untuk itu. Misalnya dengan skema subsidi bunga dengan APBD sehingga bisa lebih rendah,” katanya pula.
Ia berharap ke depan usaha ultra mikro di Sumbar bisa mengakses pembiayaan tersebut dan terus berkembang. (rdr/ant)