PADANG, RADARSUMBAR.COM – Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) kembali menerima mahasiswa disabilitas dalam rangka implementasi perguruan tinggi yang ramah disabilitas dan inklusif.
“Tahun ini Unand kembali mengafirmasi mahasiswa yang berkebutuhan khusus lewat jalur Sima Disabilitas,” kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Padang, Senin.
Hal itu disampaikan Rektor Unand pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unand yang dirangkai dalam bimbingan aktivitas kampus dalam tradisi ilmiah atau Bakti Unand bagi 6.906 mahasiswa baru.
Rektor mengatakan pada tahun ajaran baru 2024-2025 perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa itu menerima tiga mahasiswa berkebutuhan khusus yaitu Kharina Putri mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (disabilitas rungu), Rika Nanda mahasiswa Program Studi Administrasi Publik (disabilitas rungu), dan Siti Hardini Akhna El Charoz dari Program Studi Sistem Informasi (tunadaksa).
Eks konsultan Bank Dunia itu mengatakan secara akademik ketiga mahasiswa berkebutuhan khusus tersebut tergolong mampu, sehingga dinilai layak diterima di Unand. Hanya saja mahasiswa itu memiliki kebutuhan khusus yang harus didukung oleh lingkungan kampus.
“Secara akademik nilai rapor mereka bagus dan Unand memberikan kesempatan lewat jalur disabilitas,” ujar Efa Yonnedi.
Hingga kini perguruan tinggi yang diresmikan Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 7 September 1955 tersebut tercatat memiliki 18 mahasiswa disabilitas dari berbagai macam program studi.
Penerimaan mahasiswa disabilitas merupakan bukti dan komitmen kuat Unand dalam mendukung pendidikan yang inklusif di Tanah Air tanpa ada diskriminasi. Bahkan, kampus itu juga menyiapkan sarana pendukung seperti jalur atau trek kursi roda, juru bahasa isyarat dan lain sebagainya.
“Kemudian untuk di kelas, Unand juga menyiapkan kursi khusus bagi mahasiswa yang menulis dengan tangan kidal,” ucapnya.
Sementara itu Kharina Putri mahasiswa disabilitas dari Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian mengaku senang karena diterima di Unand yang merupakan salah satu perguruan tinggi favorit di Tanah Air.
“Saya sangat senang dan bahagia lulus di Unand, karena masuk ke Unand sangat sulit,” ujar Kharina.
Usai diterima di perguruan tinggi tersebut, ia berharap pihak kampus membantunya dalam menimba ilmu seperti memberikan kemudahan sarana dan prasarana yang mendukung pendengaran.
Ia menyakini sebagai perguruan tinggi yang mendukung pendidikan inklusif, Unand akan membantu setiap mahasiswa yang berkebutuhan khusus, seperti disabilitas rungu dalam mewujudkan cita-citanya. (rdr/ant)