JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Anggota DPR RI asal Sumatra Barat (Sumbar) H Andre Rosiade memfasilitasi audiensi antara Rektor Universitas Andalas (Unand) Efa Yonnedi dengan Menteri BUMN Erick Thohir Rabu (11/9/2024). Pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta ini terkait rencana pengembangan Unand sebagai salah perguruan tinggi berkelas dunia.
“Hari ini kami memfasilitasi pertemuan Rektor Universitas Andalas Prof Efa Yonnedi beserta jajaran dengan Menteri BUMN Bapak Erick Thohir. Semoga pertemuan ini jadi awal kolaborasi kita untuk memajukan pendidikan di Indonesia khususnya di Sumatra Barat melalui Universitas Andalas,” kata Andre Rosiade.
Andre Rosiade yang juga anggota Komisi VI DPR itu menilai sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, Universitas Andalas membutuhkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan akademik dan non akademik. Salah satunya yaitu gedung pertemuan.
Dalam audiensi tersebut terungkap, pembangunan gedung pertemuan yang akan diberi nama Dekan Fakultas Ekonomi pertama Universitas Andalas Prof. Dr. Soemitro Djojokusumo itu akan dibiayai oleh dana CSR PT Pertamina. “Alhamdulillah tim dari PT Pertamina sudah turun ke lapangan untuk melakukan survei awal,” kata Andre.
Selain terkait pembangunan gedung pertemuan, Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi juga meminta dukungan Menteri BUMN dalam memasarkan sejumlah alat kesehatan hasil penelitian dosen. Karena, Unand punya banyak hasil penelitian yang bisa membantu masyarakat banyak.
Diketahui, dalam rangka meningkatkan pendapatan dari usaha mandiri melalui hasil penelitian dosen, Universitas Andalas telah mengembangkan berbagai produk alat kesehatan yang aman, berkualitas dan murah. Di antaranya seperti alat deteksi tuberkulosis, kusta, tifoid, penyebab tukak lambung, alat deteksi MRSA, deteksi rotavirus, hingga deteksi SARS-COV 2.
“Selama ini kami punya produk alat kesehatan hasil penelitian para dosen yang unggul baik dari sisi kualitas dan harga, tetapi tidak punya akses pemasaran. Unand membutuhkan dukungan dalam pemasaran produk-produk kesehatan tersebut. Semoga BUMN farmasi di bawah naungan Kementerian BUMN bisa menjadi solusi,” kata Rektor Efa Yonnedi. (rdr)