Selain itu, inovasi tersebut juga dilengkapi dengan kamera resolusi 64 megapixel, dan sensor jarak yang dilengkapi liquid crystal display (LCD) layar sentuh tujuh inci guna memudahkan penggunaan.
“Prototipe ini siap untuk diujicoba dan masih dalam pengembangan. Kami berharap hasil rancangan ini dapat diwujudkan dan bermanfaat bagi masyarakat,” harap mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Unan tersebut.
Senada dengan M.Qolbi, mahasiswa penemu inovasi Melanopsy lainnya, Ilham Hanafi menjelaskan melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas di antara jenis kanker kulit lainnya. Melanoma dapat menyebar ke jaringan tubuh lain jika tidak segera ditangani.
“Pendeteksian dini melanoma maligna sangat diperlukan untuk mengurangi tingkat keparahan akibat kanker kulit,” ujarnya.
Ia mengatakan pemeriksaan fisik oleh dokter sangat bergantung pada kemampuan dan pengalaman dokter. Sehingga, tak jarang memunculkan salah diagnosis atau diagnosis yang tidak tepat.
Lebih lanjut, Hanafi yang juga mahasiswa kedokteran tersebut menjelaskan sebelumnya deteksi melanoma maligna dilakukan lewat metode biopsi yang berpotensi menyebabkan infeksi dan perdarahan lokal.
“Dengan adanya alat ini, diharapkan dapat mengurangi biopsi dan efek yang ditimbulkan,” ujarnya. (rdr/ant)