Terpilih Jadi Rektor Unand Periode 2023-2028, Tugas Berat Menanti Efa Yonnedi

Efa terpilih menjadi Rektor Unand setelah melalui pemilihan yang dilakukan oleh Majelis Wali Amanat (MWA) Unand.

Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Andalas (Unand), Sakti Wahyu Trenggono. (Foto: Dok. Radarsumbar.com)

Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Andalas (Unand), Sakti Wahyu Trenggono. (Foto: Dok. Radarsumbar.com)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Universitas Andalas (Unand) resmi memiliki Rektor baru periode 2023-2028. Sosok tersebut bernama Efa Yonnedi. Tugas berat pun menanti pria dengan latar belakang Ekonom tersebut.

Efa Yonnedi berhasil terpilih menjadi Rektor Unand dengan perolehan 20 suara mengungguli dua pesaingnya, yakni Fatma Sri Wahyuni (3 suara) dan Ikhwana Elfitri (2 suara).

Efa terpilih menjadi Rektor Unand setelah melalui pemilihan yang dilakukan oleh Majelis Wali Amanat (MWA) Unand.

Ketua MWA Unand, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, dirinya menyampaikan pesan khusus dan tugas yang harus segera diselesaikan oleh Rektor terpilih.

“Tadi saya sampaikan arahan dan beberapa pesan, cita-cita Unand ini kan menjadi World Class University (WCU). Ada beberapa hal yang harus dilalui atau dikejar, yakni core competence, baik di sektor utama, pangan dan kesehatan, karena dua hal ini yang sedang dituju,” kata Sakti usai pemilihan, Selasa (31/10/2023) siang.

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut mengatakan, tantangan Indonesia dan negara lain di belahan dunia sangat besar dalam krisis pangan.

“Tantangan kita sangat besar dalam krisis pangan. (Kemudian) sektor kesehatan, masih sangat lemah, kalau saudara melihat, hampir semua produk kita impor, tugas Unand bagaimana menyikapinya dengan source (sumber daya) yang luar biasa,” katanya.

Sakti juga meminta kepada Rektor Unand terpilih, Efa Yonnedi untuk membangun dan membuka layanan masyarakat. Ketika disinggung mengenai gugatan sejumlah dosen terkait pemilihan Rektor Unand periode 2023-2028, Sakti mengaku tidak mempersoalkan.

“Ini pemilihan yang sangat demokratis, saya mengikuti dari awal, dilibatkan seluruh mahasiswa, dosen dan kemudian juga ada alumni dari luar dan lain sebagainya sampai terpilih 12 calon, di situ ada rangkingnya,” katanya.

“Termasuk sampai tingkat final ke SAU dan kemudian diuji juga di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan hasilnya diputuskan hari ini dalam rapat tertutup MWA,” sambungnya.

Sakti mengatakan, para dosen yang menggugat pemilihan Rektor Unand ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) juga sudah melihat proses pemilihan dilakukan secara transparan.

“Kami diskusi, (gugatan) itu bagian dari demokrasi. Kalau misalnya mereka puas pasti sudah dicabut, tapi kalau tidak, karena seluruhnya telah berproses secara demokrasi, tidak ada dianulir, ini sudah bagus kok, semua sudah transparan, finalis tiga orang ini sudah puas,” katanya.

Dirinya juga memastikan soliditas di internal Unand juga terjaga setelah Efa Yonnedi memimpin kampus terbaik di luar Pulau Jawa tersebut. “Soliditas Civitas Akademika Unand saya pastikan terjamin,” tuturnya. (rdr-008)

Exit mobile version