Dia menambahkan, monumen tersebut tercatat nama-nama korban yang terjadi pada 30 September 2009 lalu. “Makanya tugu ini disakralkan, dimana Padang pernah mengalami gempa cukup besar menelan ribuan jiwa serta meluluhlantakkan sejumlah bangunan baik rumah, hotel, kantor serta bangunan lainnya,” imbuhnya
Namun, saat petugas datang melakukan pembersihan, memang terlihat sejumlah coretan (vandalisme) di sekitar monumen gempa tersebut. Benny Abenk Lae atau biasa disapa Pak Kobeng, salah seorang pegiat siaga bencana di Padang yang ikut dalam aksi bersih-bersih sempat mengumpat dan geram dengan aksi tersebut.
“Saya mengutuk keras aksi vandalisme atau coretan di dinding tugu gempa ini karena ini adalah sejarah kita bahwa di tahun 2009 pernah ada tragedi gempa yang luar biasa di Ranah Minang. Gempa meluluhlantakkan kota kita. Makanya, kepada yang telah melakukan aksi vandalisme ini agar diberikan kesadaran,” tutup Kobeng. (rdr-007)
Komentar