Terpisah, Kepala Bidang Daya Tarik Wisata Kawasan Konservasi TMSBK, Rinaldi Irwan menyebut jika setiap tahunnya TMSBK juga ikut serta memperingati Global Tiger Day.
“Pengunjung yang datang kami kasih informasi umum tentang Harimau Sumatera dengan harapan juga ikut berperan melestarikan dan melindungi habitat Harimau Sumatera,” katanya.
“Tahun ini kami berkolaborasi dengan Yayasan Jejak Harimau Sumatera. Antusias pengunjung sangat baik.”
“Di samping berfoto dengan Harimau dari balik kandang kaca, pengunjung juga ikut menandatangani petisi jaga dan lindungi Harimau Sumatera. Ada juga orang asing yang ikut tanda tangan petisi tadi,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, Global Tiger Day yang dirayakan setiap tanggal 29 Juli merupakan peringatan tahunan yang bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap konservasi satwa harimau.
Pertama kali diputuskan dan diperkenalkan pada tahun 2010 dalam International Tiger Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Harimau Internasional setelah ditemukan fakta dalam seabad ini, 97 persen populasi harimau di seluruh dunia telah menghilang dan hanya tersisa sekitar 3 ribu ekor saja.
Berdasarkan catatan yang ada, Harimau, hanya dapat ditemukan di 13 negara di dunia antara lain, Rusia, India, Nepal, Bhutan, Cina, Bangladesh, Vietnam, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Laos.
Khusus di Indonesia, dari tiga sub-spesies yang dimiliki sebelumnya, kini hanya Harimau Sumatera yang tersisa.
Dalam Undang-undang (UU) nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Harimau Sumatera merupakan satwa yang dilindungi.
IUCN Redlist menyatakan status Harimau Sumatera saat ini, Critically Endangered atau Kritis alias terancam punah.
Harimau Sumatera diharapkan tidak mengikuti jejak saudaranya dari tanah Bali dan Jawa. Mati, punah lalu kini hanya berwujud simbol semata. (rdr-008)

















