Menurutnya, ada dua hal yang mendasari persepsi publik tersebut. Pertama, isu pemberantasan korupsi masih menjadi isu besar dalam perhatian publik, terutama untuk menentukan pilihan presiden pada pemilu.
“NasDem sebagai representasi Anies Baswedan saat ini tentu diberikan penilaian negatif oleh publik,” ucapnya.
Kedua, akhir-akhir ini Anies Baswedan tidak memiliki momentum positif yang mendongkrak elektabilitasnya. Tampak belakangan di survei terbaru, elektabilitas Anies terus turun ke angka 16-18 persen.
“Namun dengan kasus ini menjadi babak baru dibangunnya sentimen negatif terhadap Anies Baswedan, NasDem dan Anies Baswedan sendiri akan dihadapkan dengan gempuran sentimen negatif,” katanya.
Ia melihat NasDem akan menghadapi drama yang cukup panjang dan berpotensi menggerus persepsi positif terhadap partai besutan Surya Paloh itu.
“Sebab publik melalui media tentu akan terus memantau perkembangan kasus ini, apalagi nilai potensi kerugian negara fantastis, Rp8 triliun lebih,” katanya.
Terkait desas-desus politisasi hukum terkait kasus yang membelit Johnny G Plate, Yovaldri menilai persepsi demikian lumrah lahir pada setiap kasus hukum yang melibatkan aktor politik.
“Apalagi memegang jabatan strategis di partai politik, ditambah lagi timing terjadinya di tahun politik mendekati pemilu,” tuturnya. (rdr-008)

















