Dan setelah Alvaro Morata yang masuk lapangan dari bangku cadangan menyamakan kedudukan pada menit ke-80, Italia tak terlihat terpojok atau panik menghadapinya, tidak pula patah arang.
Justru gambaran pertahanan membaja Italia yang sudah menjadi ciri khas dan fokus kepada tekanan yang energik dan ketepatan di sepertiga terakhir lapangan yang menjadi kunci adanya transformasi yang dilakukan Mancini kepada sebuah tim yang memalukan bangsa tiga tahun lalu.
Mereka percaya satu sama lain, mereka percaya kepada pelatih mereka dan bahwa kepercayaan diri dan persatuan telah melontarkan mereka ke final.
Azzurri seketika menciptakan dampak dalam turnamen ini lewat penampilan menawan mereka dalam penyisihan grup dengan mengalahkan Turki dan Swiss semuanya dengan 3-0.
Para pakar memuji energi dan ketepatan tim Mancini tetapi pada fase gugur mereka telah menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kualitas sepak bola Italia yang lebih tradisional.
Mereka membutuhkan waktu tambahan untuk melewati hadangan Austria pada 16 besar dan kemudian menang 2-1 atas Belgia dengan disiplin sebelum melewati ujian terberat mereka.
Donnarumma adalah pahlawan setelah menangkis tendangan penalti Morata yang melahirkan kemenangan dan dia dengan cepat menunjukkan kualitas yang telah membawa timnya selama ini.
“Kami tinggal selangkah lagi mewujudkan impian kami. Spanyol sangat kuat, tetapi tim Italia ini sangat berani , kami tidak pernah menyerah,” kata dia seperti dikutip Reuters. (ant)

















