“Nilai impor yang tercatat di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Sumbar ini didominasi golongan bahan baku/penolong,” ujar Sugeng.
Selain golongan bahan baku atau penolong, Sugeng mengatakan barang konsumsi dan barang modal juga menjadi dua golongan barang yang cukup banyak diimpor Provinsi Sumbar pada periode Januari 2024.
Total impor Sumbar tersebut paling banyak berasal dari Malaysia dengan nilai Rp480 miliar. Impor asal Negeri Jiran ini memberikan dampak sebesar 82,50 persen dari total impor di Ranah Minang.
Lainnya dari Kanada sebesar 11,35 persen, Oman 4,59 persen, China 1,14 persen, dan Singapura 0,25 persen.
Ia menambahkan sebagian besar impor tersebut masuk melalui pelabuhan bongkar Teluk Bayur. BPS juga mencatat aktivitas impor di pelabuhan itu meningkat sebesar 20,86 persen dibandingkan Desember 2023. (rdr/ant)