BNPB: Tanggap Darurat Bencana Alam di Sumbar, Kebutuhan Dasar Masyarakat Harus Terpenuhi

Memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, katanya, merupakan skala prioritas yang harus dipenuhi selama masa tanggap darurat

Kepala BNPB, Letjen Suharyanto (tengah) saat meninjau kawasan terdampak banjir dan longsor di sejumlah daerah Sumbar, Senin (11/3/2024) siang. Dia meminta pemerintah memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi selama masa tanggap darurat. (Foto: Dok. Istimewa)

Kepala BNPB, Letjen Suharyanto (tengah) saat meninjau kawasan terdampak banjir dan longsor di sejumlah daerah Sumbar, Senin (11/3/2024) siang. Dia meminta pemerintah memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi selama masa tanggap darurat. (Foto: Dok. Istimewa)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto menegaskan kebutuhan dasar korban banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar) harus terpenuhi.

“Ini situasi tanggap darurat dan kita harus memastikan kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak bencana benar-benar terpenuhi,” katanya, Senin (11/3/2024)/

Memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, katanya, merupakan skala prioritas yang harus dipenuhi selama masa tanggap darurat, terutama di lima wilayah yakni Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat (Pasbar) dan Padang Pariaman.

“Keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengatakan pemerintah telah berupaya membantu masyarakat yang terdampak bencana alam. Selain mendirikan dapur umum, pemerintah juga dalam proses relokasi rumah bagi korban banjir.

Mahyeldi mengeklaim pemerintah daerah bersama instansi terkait lainnya telah melakukan respons cepat menyikapi bencana yang terjadi.

Pemerintah daerah juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait perbaikan infrastruktur yang rusak.

Berbagai infrastruktur yang sudah diperbaiki di antaranya jembatan penghubung ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang sempat rusak akibat curah hujan yang tinggi.

Kemudian akses jalan menuju Provinsi Bengkulu via Kabupaten Pesisir Selatan juga sudah dapat dilalui kendaraan roda empat.

Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa daerah di Ranah Minang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia, dan enam orang masih dalam tahap pencarian serta 80 jiwa terdampak langsung. (rdr/ant)

Exit mobile version