Eks Wali Nagari Kapau itu justru menilai Epyardi Asda hanya mempertanyakan latar belakang Mahyeldi, seperti tempat sekolahnya. Ia menilai bahwa Epyardi tidak menghina orang yang tamat sekolah agama.
“Saya tamatan IAIN Sjech Djamil Djambek Bukittinggi. Beliau (Epyardi) tidak menghina tamatan sekolah agama. Kalau orang menjadi guru, tentu tamatan sekolah agama, misalnya pesantren atau sekolah apa. Jadi, dia hanya mempertanyakan Buya Mahyeldi lulusan mana. Ini yang dia pertanyakan sebab dulunya diketahui bahwa Buya Mahyeldi menjadi garin di Padang,” katanya.
Edi mengimbau masyarakat untuk bertabayun atau memverifikasi informasi yang beredar di media sosial (medsos) agar tidak gaduh.
Sebelumnya diberitakan, perseteruan Bupati Solok, Epyardi Asda dengan Gubernur Sumbar Mahyeldi terus berlanjut.
Usai viral marah-marah karena Gubernur dianggap tak meminta izin saat melaksanakan program Singgah Sahur, kali ini Epyardi Asda kembali terekam meluapkan kekecewaannya kepada Mahyeldi.
Melalui video yang diunggah akun @jon_cupak di platform TikTok, Epyardi kali ini malah mempertanyakan kapasitas Mahyeldi sebagai Gubernur Sumbar. Ia menilai Sumbar tidak berkembang selama dipimpin Mahyeldi sebagai Gubernur.
“Selama ini kita Sumatera Barat belum bisa dibanggakan, dengan kapasitas beliau (Mahyeldi). Coba lihat background-nya Pak Gubernur kita ini, apa background, kapasitasnya,” tanya Epyardi yang terlihat mengenakan baju koko dan peci hitam.
Politisi PAN ini juga mempertanyakan latar belakang pendidikan sang Gubernur yang dianggapnya sangat mempengaruhi gaya kepempimpinan seseorang.
“Pendidikan seseorang itu menentukan. Pergaulan dia menentukan. Pengalaman hidupnya itu menentukan, bagaimana gaya dia memimpin. Coba pelajari, Pak Mahyeldi ini tamatan apa, berapa lama dia kuliah, kuliahnya dimana,” tutur eks Anggota DPR RI tersebut. (rdr)