Nilai utama yang dapat diambil dari kisah ini adalah walaupun Utsman bin Affan telah meninggal dunia, namun pahalanya terus mengalir hingga sekarang.
“Nah waktu ini juga bisa kita lakukan demikian. Ya walaupun kita sudah meninggal, tapi pahalanya tetap mengalir terus kepada orang yang berwakaf itu,” ajak Mahyeldi.
Mahyeldi pun mengajak agar masyarakat yang diberikan kelebihan harta untuk meniru cara sahabat nabi tersebut. “Bapak-Ibu, justru potensi wakaf kita jauh lebih besar lagi.”
“Kemarin kita sudah menghitung dengan berbagai pihak, dengan badan wakaf, kalau ini kita kelola secara lebih baik maka (hasilnya sangat bermanfaat),” terangnya.
Mahyeldi menjelaskan bahwa wakaf dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk wakaf berjangka waktu dan wakaf untuk usaha. “Wakaf ini bermacam-macam, bahkan ada wakaf itu yang berjangka (waktu).”
“(Contoh) saya berwakaf dalam waktu sekian tahun, itu juga bisa, nanti dananya dikembalikan lagi. Dan kemudian juga banyak konsep-konsep wakaf untuk itu. Kemudian juga untuk usaha juga begitu, bisa kita lakukan,” terang Mahyeldi.
Menurutnya dengan cara-cara ini memperlihatkan bagaimana keistimewaan Islam bagi umat muslim.
“Dan disinilah kestimewaan Islam untuk kita semua, bahwasanya dia sudah punya konsep solutif, konsep solusi ketika ada permasalahan-permasalahan di tengah-tengah umat,” tutup Mahyeldi. (rdr)