Menurut Ricky, daerah yang paling banyak peredaran narkoba di Sumbar yaitu Solok dan Pesisir Selatan. Namun daerah lain juga cukup tinggi.
Ia mengatakan pihaknya tidak bisa jalan sendiri untuk memberantas peredaran narkoba di Sumbar karena itu kolaborasi dengan semua pihak menjadi jalan yang harus dilakukan.
“BNN Sumbar dalam melaksanakan tugas terkendala kurangnya sarana dan prasarana. Selain itu anggaran juga terbatas pada sejumlah program seperti pencegahan, pemberantasan dan rehabilitasi. Karena itu perlu adanya kolaborasi dengan semua pihak,” katanya.
Ia berharap dengan kolaborasi itu, peredaran narkoba di Sumbar bisa ditekan bahkan diberantas karena bahayanya tidak hanya pada pemakai tetapi juga pada masyarakat.
“Pengguna narkoba pada akhirnya karena dorongan kebutuhan, akan menjadi pembohong dan pencuri. Lebih parah lagi bisa memicu perilaku hedon dan seks bebas,” katanya. (rdr/ant)