“Dan dibalik itu semua, ada fakta sejarah tentang orang rantai yang menjadi tahanan dan dipekerjakan paksa oleh Belanda,” katanya.
Helatan tersebut telah berlangsung selama enam hari mulai dari tanggal 17 hingga 22 Agustus 2024 di dua lokasi yaitu Museum Adityawarman dan Taman Budaya Sumatera Barat (TBSB).
Terdapat berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan antara lain Jelajah Galanggang Arang WTBOS, kelas bersama museum, pergelaran seni, kelas menggambar dan kerajinan tangan, kelas bermain permainan tradisional, pemutaran film serta pameran seni dan foto WTBOS.
Selama enam hari, ratusan anak dan remaja berkunjung ke pameran seni dan foto WTBOS. Mereka berasal dari puluhan sekolah di Kota Padang dan Padang Pariaman.
Di antaranya, SD IT Permata Kita, SMPN 4 Padang, SDN 04 Pasa Gadang, SDN 16 Kampung Pondok, SDN 05 Padang Pasir, SDN 44 Kalumbuk, SMAN 2 Batang Anai dan lainnya.
“Kami membawa 15 murid ke sini. Mereka selain melihat pameran juga belajar tentang apa itu Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) dan kereta api. Seluruh karya yang dipamerkan anak pada pameran ini merupakan bentuk perasaan dan pemahaman mereka tentang warisan yang sudah diakui dunia ini. Ini juga bentuk apresiasi,” kata Guru SMAN 2 Batang Anai, Maryaniyetti Liberti.
Maryaniyetii bercerita bahwa muridnya juga ikut kelas menggambar dan menulis, beberapa diantaranya yang terbaik dipamerkan. Ia berharap kegiatan semacam ini berlanjut terus dan makin banyak yang ikut terlibat di kegiatan ini
Calvin (15), siswa SMAN2 menyebutkan baru pertama kali berkunjung melihat pameran karya. Selain melihat pameran, ia juga ikut menggambar di kelas melukis dan menggambar.
“Kegiatannya seru sekali. Saya tadi menggambar situasi hutan yang ditembus oleh rel kereta api. Lalu karya saya dipilih menjadi karya terbaik, dipamerkan dan mendapat hadiah,” katanya.
Galanggang Arang Pamenan Anak dengan tema ‘Anak-Anak Sumatera Barat Merawat Warisan Dunia’ merupakan rangkaian dari program Galanggang Arang yang dirancang oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK) Kemendikbud Ristek.
Kegiatan tersebut difokuskan untuk anak-anak Sumbar yang bertujuan untuk memperkenalkan warisan dunia sejak dini kepada anak dengan cara dan bahasa anak. (rdr)