Perpustakaan itu terdiri atas perpustakaan umum berjumlah 21 perpustakaan, perpustakaan SD/MI (2.821), SMP/MTs (816), SMA/SMK/MA (465), Nagari dan Desa (747), Perguruan Tinggi (99), Taman Bacaan Masyarakat (114).
Selain itu, perpustakaan khusus (rumah sakit, SKPD, puskesmas, rumah ibadah 201 perpustakaan dan kecamatan delapan perpustakaan.
Untuk meningkatkan literasi masyarakat, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar juga mulai bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi.
Dengan konsep tersebut, perpustakaan tidak hanya terbatas menjadi tempat untuk membaca tetapi juga bisa sebagai tempat belajar atau kursus seperti menjahit, menyulam, kursus bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
Hal itu untuk memancing masyarakat datang ke pustaka. Pada akhirnya, untuk menunjang pengetahuan dalam keterampilan yang tengah dipelajari, peserta juga akan membaca buku.
Untuk meningkatkan literasi masyarakat, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar juga menghadirkan pustaka keliling, yakni pustaka yang hadir menggunakan mobil. Ada dua unit mobil pustaka keliling yang dimiliki Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar bantuan dari Perpusnas RI.
Pustaka keliling ini hadir untuk mendukung tingkat literasi masyarakat. Selain Pemprov Sumbar, pemerintah kabupaten kota juga telah memiliki pustaka keliling. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tertentu, maka akan didukung oleh pustaka keliling, misalnya Car Free Day (CFD), Hari Anak Indonesia. (rdr/ant)