Hal demikian dipicu oleh masih tingginya potensi turun hujan berintensitas sedang, lebat dan sangat lebat selama sepekan ke depan atau berdasarkan analisa tim meteorologi berlangsung sampai dengan 22 Mei 2024.
Sementara hujan itu berpeluang menggugurkan endapan material lahar, bebatuan kecil dan besar hingga berdiameter 3- 4 meter dari puncak dan lereng Gunung Marapi yang baru erupsi beberapa waktu.
Guyuran hujan yang bercampur partikel lahar pasir, bebatuan itu menjadikan aliran pekat yang sanggup mengangkut sebuah mobil truk dan memporakporandakan pemukiman penduduk.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterima BMKG melaporkan bahwa sebanyak 28 jalur aliran lahar Gunung Marapi yang berhulu ke sungai pada sisi Utara, Selatan dan Timur gunung api itu, di antaranya merupakan wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang yang dilanda bencana pada Sabtu (11/5).
“Harapannya tak hanya selama masa darurat bencana, tapi kalau bisa seterusnya permanen karena keberadaan pemantau aliran sungai ini adalah solusi agar prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem yang diterbitkan oleh BMKG setiap harinya bisa ditindaklanjuti langsung oleh masyarakat,” ujarnya. (rdr/ant)